Full text pengalaman pribadi Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr
Semoga dapat berguna,
Pengalaman tak terlupakan
Saudara-saudari terkasih, dan para imam yang terhomat. Rasa hati saya masih menggelegak, bergetar, tremendum-fascinoscum oleh pengalaman pertama saya melakukan eksorsisme. Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada Bruder Yohanes FC yang telah pernah memposting teks mengenasi doa exorcism dari Vatikan ke milist komunikasi KAS. Saya sempat membacanya sambil lalu waktu itu, namun Puji Tuhan, saya dapat ingat akan apa yang tertulis di postingan Bruder ketika harus menghadapinya sendiri. Melalui pengalaman saya melakukan eksorsisme, sayapun semakin bersyukur atas rahmat Sakramen Imamat kepada Gereja, yang ternyata memang menjadi sasaran tembak utama setan namun sekaligus juga alasan ketakutan setan.
Panggilan menjelang tengah malam
Panggilan menjelang tengah malam
Kisahnya demikian : Pada hari Sabtu, tanggal 27 November 2010, saya mendampingi rekoleksi OMK (Orang Muda Katolik) Stasi Tambun paroki Bekasi di Cipanas, Dewan Stasi dan Paroki turut mendampingi. Acara berlangsung dengan baik dan inspiratif sampai malam hari. Setelah acara api unggun, semua peserta dan penyelenggara bersiap untuk tidur. Sayapun masuk ke kamar saya. Baru saja saya jatuh tertidur, pintu kamar saya diketuk. Saudari Martha dan Anton serta beberapa orang yang lain memberitahu saya, bahwa di Cibulan di daerah bawah Cisarua, ada sekelompok Mahasiswa KAJ dekenat Timur yang sedang rekoleksi, dan mereka membutuhkan bantuan imam untuk menghadapi empat orang mahasiswi yang sedang kesurupan. Satu orang di antara mereka bahkan telah menghilang dan tidak ada di villa. Romo pendamping yakni Rm. Hari Sulistyo sudah pulang dan tidak akan kembali lagi ke sana.
Saya terhenyak. Pikiran saya langsung bekerja : jarak Cipanas hingga Cibulan adalah sekitar 15 Km. Cukup jauh. Menjelang pukul sebelas malam begini pula, namun hati saya tergerak untuk menolong. Akhirnya saya memutuskan untuk berangkat ke sana disertai Martha dan Anton. Sambil mengemudikan mobil, saya mengingat kembali postingan Bruder Yohanes dalam milist, apakah ciri-ciri orang kerasukan setan dan perbedaannya dengan orang yang mengalami stress berat/depresi. Lalu saya pikir, ah, jangan-jangan mereka hanya depresi saja. Biasanya perempuanlah yang suka kesurupan, dan benar juga, perempuanlah yang dikatakan kesurupan malam ini. Jujur saja, sebenarnya saya termasuk golongan orang yang skeptis dalam urusan semacam ini. Maksud saya datang hanyalah sekedar menenangkan anak-anak itu saja. Kehadiran pastoral sajalah, demikian pikir saya. Namun demikian, saya tetap mencoba mengingat-ingat kembali teks itu. Kebetulan handphone BB saya hang setelah tersiram air teh di gerbong kereta api saat saya kembali dari Jogja ke Jakarta hari Jumat dinihari kemarin. Karena itu, saya tidak dapat membuka kembali teks dari milist itu. Saat itu saya tak punya pilihan lain, selain berusaha mengingat-ingatnya sendiri saja, sambil berbincang-bincang dengan Anton dan Martha.
Villa tua, tempat di jahat beraksi
Sesampainya kami di villa tua itu, terlihat para "pasien" sudah terlentang dan tengkurap tidur. Mereka dipisahkan di tiga tempat. "Pasien" yang hilang sudah ditemukan. Menurut berita, ia kini berada di kamar atas. Dari keempat anak itu, ada satu orang yang kata mereka paling kuat. karena villa itu tidak dikelola Gereja dan bukan tempat khusus retret, maka reaksi spontan orang sekitar villa adalah memanggil Pak Kyai/dukun setempat. Mbah dukun itu sudah dipanggil sejak pukul tujuh malam tadi dan gagal, lalu pulang. kata mbah dukun, jenis ini bukan yang dia ketahui. mereka menggil pula Pak Pendeta juga menyatakan tak sanggup pula, lalu pulang. Terlihat mahasiswa masih menggenggam rosario dan berdoa bersama. Ada salib besi tergeletak di soda. Pasien terparah itu adalah seorang perempuan berperawakan kecil saja. "Ia sudah tidur", demikian kata mereka. karena kondisi sudah tenang, saya spontan memutuskan : "Ya sudah saya kembali saja, kan anaknya sudah tidur..." Tetapi beberapa mahasiswa meminta saya melihat dulu kondisi gadis yang terparah itu. kata mereka, tadi dia kuat sekali. Delapan orang mahasiswa lelaki yang kuat pun dia hempaskan. Rosario yang mereka kalungkan di lehernya ia putuskan, dan ia lemparkan ke halaman. Anehnya, rosario itu kemudian mereka temukan berada di WC villa. Salib besi itu juga telah ia ludahi. kata mereka, suaranya pun berubah seperti bukan suara gadis itu. Hmmm... Masih dengan agak skeptis, saya mendekatinya.
Saya terhenyak. Pikiran saya langsung bekerja : jarak Cipanas hingga Cibulan adalah sekitar 15 Km. Cukup jauh. Menjelang pukul sebelas malam begini pula, namun hati saya tergerak untuk menolong. Akhirnya saya memutuskan untuk berangkat ke sana disertai Martha dan Anton. Sambil mengemudikan mobil, saya mengingat kembali postingan Bruder Yohanes dalam milist, apakah ciri-ciri orang kerasukan setan dan perbedaannya dengan orang yang mengalami stress berat/depresi. Lalu saya pikir, ah, jangan-jangan mereka hanya depresi saja. Biasanya perempuanlah yang suka kesurupan, dan benar juga, perempuanlah yang dikatakan kesurupan malam ini. Jujur saja, sebenarnya saya termasuk golongan orang yang skeptis dalam urusan semacam ini. Maksud saya datang hanyalah sekedar menenangkan anak-anak itu saja. Kehadiran pastoral sajalah, demikian pikir saya. Namun demikian, saya tetap mencoba mengingat-ingat kembali teks itu. Kebetulan handphone BB saya hang setelah tersiram air teh di gerbong kereta api saat saya kembali dari Jogja ke Jakarta hari Jumat dinihari kemarin. Karena itu, saya tidak dapat membuka kembali teks dari milist itu. Saat itu saya tak punya pilihan lain, selain berusaha mengingat-ingatnya sendiri saja, sambil berbincang-bincang dengan Anton dan Martha.
Villa tua, tempat di jahat beraksi
Sesampainya kami di villa tua itu, terlihat para "pasien" sudah terlentang dan tengkurap tidur. Mereka dipisahkan di tiga tempat. "Pasien" yang hilang sudah ditemukan. Menurut berita, ia kini berada di kamar atas. Dari keempat anak itu, ada satu orang yang kata mereka paling kuat. karena villa itu tidak dikelola Gereja dan bukan tempat khusus retret, maka reaksi spontan orang sekitar villa adalah memanggil Pak Kyai/dukun setempat. Mbah dukun itu sudah dipanggil sejak pukul tujuh malam tadi dan gagal, lalu pulang. kata mbah dukun, jenis ini bukan yang dia ketahui. mereka menggil pula Pak Pendeta juga menyatakan tak sanggup pula, lalu pulang. Terlihat mahasiswa masih menggenggam rosario dan berdoa bersama. Ada salib besi tergeletak di soda. Pasien terparah itu adalah seorang perempuan berperawakan kecil saja. "Ia sudah tidur", demikian kata mereka. karena kondisi sudah tenang, saya spontan memutuskan : "Ya sudah saya kembali saja, kan anaknya sudah tidur..." Tetapi beberapa mahasiswa meminta saya melihat dulu kondisi gadis yang terparah itu. kata mereka, tadi dia kuat sekali. Delapan orang mahasiswa lelaki yang kuat pun dia hempaskan. Rosario yang mereka kalungkan di lehernya ia putuskan, dan ia lemparkan ke halaman. Anehnya, rosario itu kemudian mereka temukan berada di WC villa. Salib besi itu juga telah ia ludahi. kata mereka, suaranya pun berubah seperti bukan suara gadis itu. Hmmm... Masih dengan agak skeptis, saya mendekatinya.
Kuncinya : jangan berkompromi dengan setan
Terlihat badan gadis itu tengkurap, mata terpejam separuh. Dari situ terlihat manik matanya... melihat ke arah mata saya.. Aneh... Saya agak tersinggung. Lha kok dia melirik ke saya terus. Kepalan tangannya menggenggam erat. Saya duduk di sofa yang sama, dekat punggungnya. Ia mengais punggung bawah sambil keluar bunyi desis dari mulutnya, sampai bajunya terlihat sobek sedikit. Desisnya berbunyi "panasss"... Lalu, saya nekad... Saya pegang tangannya. Ia memberontak. Saya buka genggaman tangannya, dia melawan dengan sebaliknya. Posisinya masih menelungkup. Saya ingat postingan teks dari Bruder Yohanes. Ciri kerasukan setan yang membedakan dari depresi antara lain adalah, jika disebut nama Malaikat Agung Santo Mikael, atau nama Para Kudus, juga Bunda Maria dan Tuhan Yesus Kristus, maka ia tentu akan bereaksi dengan keras. Agak skeptis, namun tetap dengan suara wajar namun jelas terdengar, "Keluarlah dari badan anak ini! Dalam nama Yesus Kristus Tuhanmu, serta Malaikat Agung Santo Mikael yang kepadanya kamu membengkang, keluarlah".
Namun reaksi anak itu begitu mengejutkan kami semua, termasuk saya sendiri. Dengan gerakan cepat dan tak terpahami dari sudut mekanika badan manusia, ia berkelit langsung menatap wajahku, face to face, eyes to eyes... Ia mendesis menatap lurus ke mata saya, matanya penuh kebencian... Lalu ia berkata : "Jangan sebut nama itu! Itu musuh kami", Dia bertanya : " Apakah kamu takut, Bapa?" Saya menjawab, "Kamulah yang takut! Kemudian, dengan tatapannya yang tajam dia bertanya :Mengapa Bapa mengusir saya? Saya juga anak Tuhan. kalau tidak, tentu saya tidak ada!" Segera kujawab, "Kamu anak Tuhan yang tidak taat, sombong, Mengapa kamu memasuki anak ini?" Namun setan itu menjawab enteng saja, "Tempat ini nyaman. Saya mau pergi asalkan anak ini kubawa. Saya telah menambah penyakit pada dirinya, meremas alat cernanya, dan membunuhnya. Itu salah Bapa kalau Bapa memaksakan kehendak". Saya tidak mau diajak tawar menawar dengan setan. maka saya menjawab : "Tidak ada kompromi. Kamu tidak bisa membunuh anak ini dan tidak akan mampu membawa nyawanya". Setan ini pun menantang saya dengan mengatakan bahwa ia tidak takut pada Sakramen dan tidak takut pada Yesus, karena dia juga mengaku sebagai anakNya.
Pergumulan dari tengah malam sampai dini hari
Maka sejak pukul 23.45 hingga memasuki hari Minggu dini hari, saya dan para mahasiswa Katolik di sana bergumul untuk mengusir setan dari anak itu. ia yang kesurupan itupun berubah dari waktu ke ke waktu. kadang-kadang suaranya berubah menjadi lembut bak wanita cantik, namun kemudian menjadi ganas. Kadang ia tertawa ngikik, kadang menantang, kadang merunduk sok kalah. Kadangkala ia merajuk minta dikasihani. Anak itu muntah-muntah berkali-kali. Kadang setan melepaskan anak itu, lalu masuk lagi. Ketika anak itu dilepas, si anak mengeluh, "Romo, saya takut". Kami menguatkan agar ia berani melawan. Ternyata si anak ini juga diberitahu oleh setan bahwa Romo akan dibunuhnya jika anak itu tidak taat padanya. maka si anak merasa lemah, karena tak mau Romo diapa-apakan oleh setan
Namun, yang paling mengejutkan ialah, walaupun setan itu dapat keluar meninggalkan anak itu tetapi selang beberapa menit, namun kemudian setan kembali memasuki anak itu dengan jumlah yang makin banyak, "Kami ini Legion", katanya jelas sekali. ia fasih berbahasa Inggris dan Jawa, sekedar mengetes apakah itu benar-benar setan atau hanya "acting" anak itu. Saya tetap mengingat teks postingan bruder di milist itu, dan makin yakin akan kebenaran isinya. Saya katakan padanya, "Kekuatanmu hanya seprempat. masih ada malaikat Agung Santo Mikael, serta Gabriel dan Rafael," Mendengar ini, ia mundur dan melepaskan anak itu. Tiba-tiba ia masuk lagi dan berkata ," You are stupid, Father", lalu menghantam saya. Suatu saat ia terjatuh tepat di salib dan kontan ia menjerit kepanasan. Maka para mahasiswa menempelkan salib-salib mereka. Ia berteriak kepanasan dan tersiksa. Begitulah, si setan itu pergi lagi. namun dengan cepat ia kembali lagi, dengan membawa lebih banyak lagi setan bersamanya. Ia mau menguras kekuatan saya. "Sampai kapan Bapa bisa bertahan? Akan kukuras tenagamu, Bapa!", Saya menjawab sambil teringat Mzm 12:12, "Kekuatanku datang dari Allah, yang menjadikan langit dan bumi". Kami bertempur lagi. Si setan menjerit-jerit, dan kemudian ia lari lagi... Lalu saya mendengar berita bahwa ketiga mahasiswa lain sudah dilepaskan. Semua setan kemudian berpindah merasuki mahsiswi yang satu ini.
"Aku, Lucifer"
Ketika masuk lagi yang terakhir kali ke dalam anak itu, dia memeluk saya. Dengan seolah suara si mahasiswi, dia mengendus tengkuk saya sambil berbisik, "Aku Lucifer". Saya merinding. Terasa bulu kuduk saya berdiri dan ketakutan mendera. "Kamu takut, Romo?" katanya dengan lembut di telinga saya. "Aku akan mengincarmu terus sampai kapanpun". Tiba-tiba bangkitlah keberanian saya. Saya berteriak kepada mahasiswa : "Kita mendapat kehormatan, sampai Lucifer sendiri, si penghulu Setan, datang!" Para mahasiswa yang terbawa emosi, mereka berdoa makin keras. Ada pula yang berteriak, "Hancurkan saja.. Sikat dia, Romo!".Setan itu berkata, "PausYohanes Paulus II memarahiku", Kujawab, "Tak hanya Paus Paulus Yohanes Paulus II, semua paus dan uskup, dan imam memarahimu, bahkan Tuhanmu Yesus dan Malaikat Agung Santo Mikael atasan langsungmu! Taatlah kepadaNya!". "Sayalah Tuhan", jawabnya sinis. Saya membanting dia, dan kami berpegangan tangan sambil saling melawan. Saya mengatakan, "Kamulah yang ketakutan, melihat kami semua dan Tuhanmu! Lepaskan badan anak ini, karena dia sudah menerima Sakramen Ekaristi!" Lucifer menjawab :"Aih, itu hanya roti biasa! Dan kalian imam-imam semua bodoh!" Mendengar perkataanya, saya marah sekali. "Kamu sudah melawan kuasa imamat rajawi Tuhan Yesus Kristus! Kamu mau melawan imamatNya?" Lalu ia menjawab dengan nada meremehkan, "Aku tak takut, Romo, pada imamatmu!"
Ke Kapel Lembah Karmel kami membawanya
Terlihat badan gadis itu tengkurap, mata terpejam separuh. Dari situ terlihat manik matanya... melihat ke arah mata saya.. Aneh... Saya agak tersinggung. Lha kok dia melirik ke saya terus. Kepalan tangannya menggenggam erat. Saya duduk di sofa yang sama, dekat punggungnya. Ia mengais punggung bawah sambil keluar bunyi desis dari mulutnya, sampai bajunya terlihat sobek sedikit. Desisnya berbunyi "panasss"... Lalu, saya nekad... Saya pegang tangannya. Ia memberontak. Saya buka genggaman tangannya, dia melawan dengan sebaliknya. Posisinya masih menelungkup. Saya ingat postingan teks dari Bruder Yohanes. Ciri kerasukan setan yang membedakan dari depresi antara lain adalah, jika disebut nama Malaikat Agung Santo Mikael, atau nama Para Kudus, juga Bunda Maria dan Tuhan Yesus Kristus, maka ia tentu akan bereaksi dengan keras. Agak skeptis, namun tetap dengan suara wajar namun jelas terdengar, "Keluarlah dari badan anak ini! Dalam nama Yesus Kristus Tuhanmu, serta Malaikat Agung Santo Mikael yang kepadanya kamu membengkang, keluarlah".
Namun reaksi anak itu begitu mengejutkan kami semua, termasuk saya sendiri. Dengan gerakan cepat dan tak terpahami dari sudut mekanika badan manusia, ia berkelit langsung menatap wajahku, face to face, eyes to eyes... Ia mendesis menatap lurus ke mata saya, matanya penuh kebencian... Lalu ia berkata : "Jangan sebut nama itu! Itu musuh kami", Dia bertanya : " Apakah kamu takut, Bapa?" Saya menjawab, "Kamulah yang takut! Kemudian, dengan tatapannya yang tajam dia bertanya :Mengapa Bapa mengusir saya? Saya juga anak Tuhan. kalau tidak, tentu saya tidak ada!" Segera kujawab, "Kamu anak Tuhan yang tidak taat, sombong, Mengapa kamu memasuki anak ini?" Namun setan itu menjawab enteng saja, "Tempat ini nyaman. Saya mau pergi asalkan anak ini kubawa. Saya telah menambah penyakit pada dirinya, meremas alat cernanya, dan membunuhnya. Itu salah Bapa kalau Bapa memaksakan kehendak". Saya tidak mau diajak tawar menawar dengan setan. maka saya menjawab : "Tidak ada kompromi. Kamu tidak bisa membunuh anak ini dan tidak akan mampu membawa nyawanya". Setan ini pun menantang saya dengan mengatakan bahwa ia tidak takut pada Sakramen dan tidak takut pada Yesus, karena dia juga mengaku sebagai anakNya.
Pergumulan dari tengah malam sampai dini hari
Maka sejak pukul 23.45 hingga memasuki hari Minggu dini hari, saya dan para mahasiswa Katolik di sana bergumul untuk mengusir setan dari anak itu. ia yang kesurupan itupun berubah dari waktu ke ke waktu. kadang-kadang suaranya berubah menjadi lembut bak wanita cantik, namun kemudian menjadi ganas. Kadang ia tertawa ngikik, kadang menantang, kadang merunduk sok kalah. Kadangkala ia merajuk minta dikasihani. Anak itu muntah-muntah berkali-kali. Kadang setan melepaskan anak itu, lalu masuk lagi. Ketika anak itu dilepas, si anak mengeluh, "Romo, saya takut". Kami menguatkan agar ia berani melawan. Ternyata si anak ini juga diberitahu oleh setan bahwa Romo akan dibunuhnya jika anak itu tidak taat padanya. maka si anak merasa lemah, karena tak mau Romo diapa-apakan oleh setan
Namun, yang paling mengejutkan ialah, walaupun setan itu dapat keluar meninggalkan anak itu tetapi selang beberapa menit, namun kemudian setan kembali memasuki anak itu dengan jumlah yang makin banyak, "Kami ini Legion", katanya jelas sekali. ia fasih berbahasa Inggris dan Jawa, sekedar mengetes apakah itu benar-benar setan atau hanya "acting" anak itu. Saya tetap mengingat teks postingan bruder di milist itu, dan makin yakin akan kebenaran isinya. Saya katakan padanya, "Kekuatanmu hanya seprempat. masih ada malaikat Agung Santo Mikael, serta Gabriel dan Rafael," Mendengar ini, ia mundur dan melepaskan anak itu. Tiba-tiba ia masuk lagi dan berkata ," You are stupid, Father", lalu menghantam saya. Suatu saat ia terjatuh tepat di salib dan kontan ia menjerit kepanasan. Maka para mahasiswa menempelkan salib-salib mereka. Ia berteriak kepanasan dan tersiksa. Begitulah, si setan itu pergi lagi. namun dengan cepat ia kembali lagi, dengan membawa lebih banyak lagi setan bersamanya. Ia mau menguras kekuatan saya. "Sampai kapan Bapa bisa bertahan? Akan kukuras tenagamu, Bapa!", Saya menjawab sambil teringat Mzm 12:12, "Kekuatanku datang dari Allah, yang menjadikan langit dan bumi". Kami bertempur lagi. Si setan menjerit-jerit, dan kemudian ia lari lagi... Lalu saya mendengar berita bahwa ketiga mahasiswa lain sudah dilepaskan. Semua setan kemudian berpindah merasuki mahsiswi yang satu ini.
"Aku, Lucifer"
Ketika masuk lagi yang terakhir kali ke dalam anak itu, dia memeluk saya. Dengan seolah suara si mahasiswi, dia mengendus tengkuk saya sambil berbisik, "Aku Lucifer". Saya merinding. Terasa bulu kuduk saya berdiri dan ketakutan mendera. "Kamu takut, Romo?" katanya dengan lembut di telinga saya. "Aku akan mengincarmu terus sampai kapanpun". Tiba-tiba bangkitlah keberanian saya. Saya berteriak kepada mahasiswa : "Kita mendapat kehormatan, sampai Lucifer sendiri, si penghulu Setan, datang!" Para mahasiswa yang terbawa emosi, mereka berdoa makin keras. Ada pula yang berteriak, "Hancurkan saja.. Sikat dia, Romo!".Setan itu berkata, "PausYohanes Paulus II memarahiku", Kujawab, "Tak hanya Paus Paulus Yohanes Paulus II, semua paus dan uskup, dan imam memarahimu, bahkan Tuhanmu Yesus dan Malaikat Agung Santo Mikael atasan langsungmu! Taatlah kepadaNya!". "Sayalah Tuhan", jawabnya sinis. Saya membanting dia, dan kami berpegangan tangan sambil saling melawan. Saya mengatakan, "Kamulah yang ketakutan, melihat kami semua dan Tuhanmu! Lepaskan badan anak ini, karena dia sudah menerima Sakramen Ekaristi!" Lucifer menjawab :"Aih, itu hanya roti biasa! Dan kalian imam-imam semua bodoh!" Mendengar perkataanya, saya marah sekali. "Kamu sudah melawan kuasa imamat rajawi Tuhan Yesus Kristus! Kamu mau melawan imamatNya?" Lalu ia menjawab dengan nada meremehkan, "Aku tak takut, Romo, pada imamatmu!"
Ke Kapel Lembah Karmel kami membawanya
Ketika Lucifer menantang imamat saya, saya marah. Saya ,minta tas saya kepada para mahasiswa. Saya melepaskan dia dulu untuk mengambil peralatan aspergil dan stola serta minyak suci, sementara dia ditahan oleh para mahasiswa yang "menimbunnya" : dengan doa doa Salam Maria, Bapa Kami, Aku Percaya, serta menindihnya dengan tubuh-tubuh kuat mereka. Ketika saya datang lagi, saya percikkan dia dengan air suci. ia menjerit kepanasan, dan lari. Saat itu, saya berpikir, ini sudah dini hari, semua akan kacau jika tak diakhiri. Oleh karena itu, saya memerintahkan agar tubuh mahasisi ini digotong dan dievakuasi. Mereka menggotongnya masuk ke mobil saya, lalu saya tancap gas dengan tujuan ke Lembah Karmel. Saya menelepon Mbak Sari dan Suster Lisa P Karm. Mbak Sari dengan sigap telah meminta Satpam membuka gerbang dan pintu kapel.
Si mahasiswi dipegangi Martha, Anton dan Asrul. Ia berteriak, "Cepat Romo, cepat... dia mengejar..." katanya panik. Kami tetap berdoa Aku Percaya, Bapa Kami, dan Salam Maria. Tiba-tiba suara mahasiswi berubah lagi, "Haaa. Mau dibawa ke mana anak ini, Bapa? Aku telah menambah lagi penyakitnya. Aku meremas jerohannya.. Anak ini hanya sampai dini hari ini, Bapa. Bapalah yang harus tanggung jawab atas kematiannya!" Kemudian, anak itu muntah-muntah di mobil. Anton, Asrul dan Martha tetap berdoa dengan memeganginya yang berontak ke sana kemari. Saya mengatakan kepada Setan itu, "Kamulah yang harus bertanggung jawab, Jangan memutarbalikkan fakta, dasar setan! Kamu telah melecehkan Sakramen Mahakudus. kamu akan kubawa ke hadapan Yesus, supaya tahu rasa kamu nanti. Mau lepaskan dia sekarang, atau nanti kamu makin sengsara di hadapan Raja Semesta Alam!" Lalu dia mulai merayu lagi, "Sia-sia semua ini Bapa... Bapa besok banyak acara kan? Ditunggu banyak umat... sudahlah Bapa kembali saja istirahat". Saya jawab : "Acara satu-satunya imam Tuhan ialah mengenyahkan kamu ke neraka!" Disitulah selama perjalanan ia menawari saya apapun akan diberikan asalkan saya tunduk pada keinginannya. Namun, saya tak mau berkompromi. Saya katakan dengan tegas bahwa dia yang harus tunduk kepada Kristus! Mendengar ini ia berkata "Sayalah Tuhan, I am the Lord". Saya tertawakan dia. lalu ia mengancam akan menggulingkan mobil. Saya menjawab, "Ini mobil para uskup Indonesia. Tak bakalan kau berhasil menggulingkannya!" Saya mengingatkannya akan Santo Yohanes Maria Vianney yang dia bakar tempar tidurnya gara-gara tak mampu mengalahkan imam kudus itu. Di hatiku aku berharap, Santo Yohanes Maria Vianney, kumohon agar engkau mendoakan aku untuk mengalahkan Setan ini...
Si mahasiswi dipegangi Martha, Anton dan Asrul. Ia berteriak, "Cepat Romo, cepat... dia mengejar..." katanya panik. Kami tetap berdoa Aku Percaya, Bapa Kami, dan Salam Maria. Tiba-tiba suara mahasiswi berubah lagi, "Haaa. Mau dibawa ke mana anak ini, Bapa? Aku telah menambah lagi penyakitnya. Aku meremas jerohannya.. Anak ini hanya sampai dini hari ini, Bapa. Bapalah yang harus tanggung jawab atas kematiannya!" Kemudian, anak itu muntah-muntah di mobil. Anton, Asrul dan Martha tetap berdoa dengan memeganginya yang berontak ke sana kemari. Saya mengatakan kepada Setan itu, "Kamulah yang harus bertanggung jawab, Jangan memutarbalikkan fakta, dasar setan! Kamu telah melecehkan Sakramen Mahakudus. kamu akan kubawa ke hadapan Yesus, supaya tahu rasa kamu nanti. Mau lepaskan dia sekarang, atau nanti kamu makin sengsara di hadapan Raja Semesta Alam!" Lalu dia mulai merayu lagi, "Sia-sia semua ini Bapa... Bapa besok banyak acara kan? Ditunggu banyak umat... sudahlah Bapa kembali saja istirahat". Saya jawab : "Acara satu-satunya imam Tuhan ialah mengenyahkan kamu ke neraka!" Disitulah selama perjalanan ia menawari saya apapun akan diberikan asalkan saya tunduk pada keinginannya. Namun, saya tak mau berkompromi. Saya katakan dengan tegas bahwa dia yang harus tunduk kepada Kristus! Mendengar ini ia berkata "Sayalah Tuhan, I am the Lord". Saya tertawakan dia. lalu ia mengancam akan menggulingkan mobil. Saya menjawab, "Ini mobil para uskup Indonesia. Tak bakalan kau berhasil menggulingkannya!" Saya mengingatkannya akan Santo Yohanes Maria Vianney yang dia bakar tempar tidurnya gara-gara tak mampu mengalahkan imam kudus itu. Di hatiku aku berharap, Santo Yohanes Maria Vianney, kumohon agar engkau mendoakan aku untuk mengalahkan Setan ini...
Lalu si Setan merajuk lagi, "Ah kenapa te