Sebentar lagi bulan Februari 2019 sudah mau habis, 2 bulan sudah kita lewatkan di tahun 2019.



Bulan Februari yang kata orang bulan penuh cinta itu, Saya berlibur ke Jepang dengan suami dan teman saya, ceritanya bisa dibaca disini.

Biasa kalau habis pulang liburan yang sering ditanyakan teman, next mau liburan kemana lagi?

Resolusi Travelingku 2019


Masih ada 10 bulan di tahun 2019. Rasanya sayang untuk dilewatkan kalau tidak digunakan untuk traveling. Ada waktunya bekerja, ada waktunya berlibur. Ada waktu untuk mengumpulkan dan ada waktu untuk menikmati hasil. Bagiku traveling itu perlu, traveling itu seperti menyegarkan tubuh dan pikiran disela-sela kepadatan rutinitas. Bisa traveling itu juga merupakan anugerah dariNya.

Kali ini Saya ingin ke Ho Chi Minh City, kota yang dulunya bernama Saigon. Kota yang menurut sejarah bekas jajahan Perancis tentunya gaya bangunannya didominasi  bergaya klasik Perancis. Ke bekas jajahannya dulu saja siapa tahu nanti kalau ada rejeki lebih bisa ke Perancis. Itulah alasannya mengapa Saya ingin ke Ho Chi Minh City, kota terbesar di Vietnam.

Mau kemana saja di Ho Chi Minh City?

Basilika Notre Dame Cathedral
Yang paling ingin Saya kunjungi itu Basilika Notre Dame Cathedral, sebagai penganut Katolik biasanya Saya selalu memasukan Gereja sebagai tempat Saya melaksanakan ibadah sekaligus mengamati arsitektur bangunan Gereja. Waktu ke Jepang kemarin pun saya ke Katedral Kawaramachi. Bagiku beribadah disela-sela traveling merupakan wujud syukurku kepadaNya karena diberi kesempatan untuk traveling.


Saigon Central Post Office
Tak jauh dari Basilika Notre Dame Cathedral ada Saigon Central Post Office, ini kantor pos menurut informasi yang Saya baca katanya kantor pos terbesar di Asia Tenggara, jadi penasaran deh Saya, sebesar apa si kantor posnya???
Saigon Central Post Office dibangun oleh Gustave Eiffel yang merupakan arsitek terkenal perancang menara Eiffel. Luar biasa kan?
Kan bisa tuh setelah ibadah ke Saigon Central Post Office, sambil menyelam minum air.


Ho Chi Minh City People's Committee
Setelah dari Saigon Central Post Office rencananya Saya ingin ke Ho Chi Minh City People's Committee Building, letaknya tidak terlalu jauh jadi bisa ditempuh dengan jalan kaki saja. Bangunan Ho Chi Minh City People's Committee tadinya hotel tapi kini dijadikan sebagai gedung Dewan Kota. Merupakan salah satu gedung tertua berarsitektur Perancis, sekarang menjadi salah satu icon di kota Ho Chi Minh City jadi Saya rasa perlu berswafoto didepan gedung ini.


Ben Thanh Market - tampak depan
Ben Thanh Market - tampak dalam
Ben Thanh Market juga perlu dikunjungi nih, tempat ini cocok untuk beli oleh-oleh untuk sanak saudara dan kerabat. Setelah puas belanja oleh-oleh wajib untuk isi perut di Ben Thanh Street Food Market sekalian wisata kuliner. Ben Thanh Market merupakan pasar tradisional terbesar di kota Ho Chi Minh City.

Basilika Notre Dame Cathedral, Saigon Central Post Office, Ho Chi Minh City Peope's Commitee Building, Ben Thanh Market itu semua ada di Distrik 1. Distrik 1 merupakan pusat kota Ho Chi Minh City.

Binh Tay Market Cholon juga punya daya tarik untuk Saya kunjungi karena letaknya berada di Chinatown. Daerah-daerah Chinatown identik dengan keramaian dan banyak yang berjualan disana. Seperti apa ya Chinatown di Ho Chi Minh City? Apakah seramai Chinatown si Singapura dan Chinatown di Malaysia yang pernah saya kunjungi?


Phap Vien Minh Dang Quang
Phap Vien Minh Dang Quang, disini ada Pagoda kalau lihat gambarnya di internet bagus-bagus jadi pengin kesana.

Dan terakhir Saya ingin mengunjungi Drink Vietnam, konon katanya orang-orang bilang kopi di Vietnam enak, Saya jadi pengin mencobanya.

Itulah List to do saat Saya berkunjung ke Ho Chi Minh City.

Tips traveling dari Saya

Pertama itu perlu buat perencanaan dulu, tujuannya kemana?

Cari teman, setidaknya selain jadi teman ngobrol selama perjalanan juga bisa dimintai bantuan untuk foto-foto, jadi bisa mengabadikan kenangan saat liburanmu.

Cari informasi sebanyak mungkin tentang tempat yang akan kamu kunjungi, seperti tempat wisata yang terkenal apa saja, transportasi yang digunakan, kuliner terkenal ada dimana saja dan tentunya jangan lupa cari tempat belanja oleh-oleh biasanya dimana

Perlu juga mengetahui kira-kira habis biaya berapa ya, jadi bisa menyiapkan keuangan untuk liburan kamu. Kalau kamu sudah tahu kisaran biaya yang dibutuhkan untuk liburanmu, andaikata kamu sudah beli tiket pesawat kamu harus hitung setiap bulan harus menabung berapa sampai dengan bulan keberangkatan kamu.

Berburu tiket pesawat, akhir-akhir ini banyak travel fair gitu. Nah biasanya Saya beli tiket pas nunggu promo. Selisih harganya juga lumayan lho dibandingakan kalau tidak ada promo, jadi bersabarlah nunggu tiket promo.

Cari tahu informasi saat kamu merencanakan liburan ditempat tujuan kamu sedang musim apa? Jadi kamu bisa mempersiapkan baju-baju yang akan kamu kenakan disana nantinya.

Untuk penginapan bagaimana? Kamu bisa pesan di RedDoorz, tidak perlu khawatir tentang kebersihan kamarnya, dijamin linen bersih, kamar mandi bersih, disediakan perlengkapan mandi dan air mineral pula lho, rata-rata penginapan di RedDoorz ada televisi satelit dan wifi gratis.

Selain itu pesan kamar di RedDoorz juga harganya terjangkau, dijamin nggak akan menguras kantong deh. Jadi nggak ada alasan lagi takut berlibur karena penginapan mahal.

Properti di RedDoorz tersebar di 23 kota di Indonesia, 5 kota di Filipina juga di Singapura dan Vietnam.

Dan terkahir jangan lupa sediakan dana tambahan saat kamu traveling, jadi bawa duitnya jangan ngepas takutnya seperti kejadian ketika Saya di Jepang kemarin, ketinggalan Shinkansen dan tiket JR Pass yang saya punya sudah tidak berlaku untuk keesokan harinya jadi harus beli tiket lagi.

Traveling menurutku itu,....

Seperti yang sudah Saya sebutkan diatas, bisa traveling itu merupakan anugerah dariNya.

Bagiku traveling bisa memberikan energi baru, menyegarkan tubuh dan pikiran juga.

Jadi menurutku traveling itu perlu, perlu direncanakan dan dipersiapkan hehe

Sekedar Sharing...

Bagaimana kalau pasangan kamu nggak suka traveling? Dia kalau libur lebih senang dirumah saja.

Nah menurut pandanganku ya pada umumnya orang suka traveling, tapi mungkin belum terbiasa aja atau mager (males gerak).

Suami saya awalnya dulu itu lebih sering dirumah ketika nggak ada kerjaan atau kegiatan. Awalnya ya Saya ajak dia ketempat yang dekat-dekat dulu. Lama-lama Dia jadi ketagihan.

Traveling juga menyehatkan tubuh, secara saat traveling kita akan lebih banyak jalan. Bayangkan waktu di Jepang bisa jalan 12 km dalam sehari, hal yang mustahil untuk saya lakukan di tempat tinggal Saya.

Banyak jalan kaki, itulah salah satu alasan Saya lebih senang berlibur di luar negeri. Kalau liburan di dalam negeri biasanya sewa motor soalnya, jalan kaki ya kalau sudah masuk tempat wisata saja. Tapi dihitung-hitung ya Saya lebih sering menghabiskan waktu berlibur di dalam negeri.

Traveling itu menyenangkan lho, cobalah traveling. Bagaimana kamu tahu kalau traveling itu menyenangkan tanpa kamu mencobanya. Ayo traveling !!! Selagi badan kamu masih sehat, ayo traveling !!! 


Akhirnya bisa lihat Gunung Fuji,
dulu itu lihat Gunung Fuji dari dalam bus aja,
Pas di tingkat 5 malah pas mendung, sama sekali nggak kelihatan
Kali ini, Saya mau menyajikan tulisan di blog Saya dengan sedikit berbeda, Saya buat model tanya jawab di awal cerita.

Persiapan ...

Berapa lama mulai menyiapkan rencana jalan-jalan ke Jepang sampai akhirnya berangkat?
± 6,5 bulan, mulai beli tiket 16 Juli 2018 - Berangkat 1 Februari 2019, tapi tiket AA dibatalkan sepihak, akhirnya baru beli tiket SQ 11 Agustus 2018

Beli tiket pesawat dapat harga berapa?
Awalnya 16 Juli 2018 beli tiket AA dapet harga perorang 3.825.000 sudah PP, tapi karena pihak AA membatalkan secara sepihak jadinya kami ganti naik SQ.
Tiket SQ 5.690.000/orang sudah PP waktu itu beli pas ada SQ travel fair gitu.

Ikut tour atau jalan sendiri?
Jalan sendiri dong, biar lebih puas meng"explore" Jepang.

Nggak takut nyasar tuh?
Berbekal keyakinan pada google map, kami percaya semua akan lancar.

Lama juga ya 11 hari, tujuannya mau kemana saja?
Tokyo - Gunung Fuji - Hokaido - Shirakawago - Kyoto - Osaka

Banyak juga tujuannya, kalau boleh tahu siapin budget brapa ya?
± 35jt diluar tiket pesawat, ini budget berdua lho. Sudah meliputi, transportasi selama di Jepang, makan, hotel, tiket wisata, oleh-oleh.

Banyak duitnya dong kamu?

Yang pasti, Saya tipe orang yang (menurut saya) bisa memprioritaskan kemana uang yang kami dapatkan, Saya gunakan untuk apa saja. Tujuanku nulis blog tentang jalan2 ke Jepang ini (yang katanya orang mahal) BUKAN untuk PAMER. Saya justru ingin memotivasi orang² bahwa dengan usaha dan niat diiringi dengan doa pasti impian akan terwujud.

Perginya berapa orang?
Cuman bertiga, sama suami & teman Saya.

Nginapnya dimana? 

Awalnya mau cari apartemen yang kamar 2 tapi susah nemuinnya, kebanyakan tipenya studio gitu kalau nggak ya kamar 1 aja, jadinya nginep di hotel.
Di Tokyo nginep di Hotel Mystays Higashi Ikebukuro.
Di Kyoto nginep di Japaning Hotel Nishioji. Pesan dari Agoda, pesan tanggal 27 Agustus 2018 (5bulan sebelumnya)

Tapi sekitar seminggu atau dua minggu sebelum berangkat, kami membatalkan hotel di Kyoto dan pesan di tempat lain, kami akhirnya di Kyoto menginap di Houze 1st Gojo Omiya.


Boleh minta itinerary yang kamu bikin nggak?
Boleh, tinggalin email kamu di komentar nanti Saya kirim.

Ini kali kedua Saya pergi ke Jepang, yang buat Saya excited karena ini pergi dengan menggunakan biaya sendiri dan nanti ada tempat-tempat yang belum pernah Saya kunjungi.

Ngurus visa ...

Pas Foto buat ngajuin Visa Jepang
Surat keterangan kerja , yang Saya buat
Kamis, 13 Desember 2018  - Urus Visa di Japan Visa Application Centre (JVAC)
Menurutku proses mengurus Visa di JVAC nggak lama, kurang lebih sejam dari pemeriksaan berkas sampai selesai bayar Visa. Nanti hasilnya 5 hari kerja

Biaya pengurusan visa untuk e-paspor Rp. 120.000,-

Biaya pengurusan visa untuk paspor biasa Rp. 525.000,- + Rp. 30.000,- (untuk tambahan layanan SMS)

Kelengkapan pengajuan visa Jepang untuk paspor biasa.


Daftar itinerary yang Saya buat untuk keperluan pengajuan visa Jepang.


Rabu, 19 Desember 2018 - Ambil visa. Begitu pasport di tangan kami, si mbak petugas bilang diperiksa dulu visanya. Kami pun buka-buka halaman pasport kami, begitu tahu visa kami disetujui langsung senyum-senyum sendiri hahahaa. ayeee ayeeee


Berburu tiket ...

20 Desember 2018 beli tiket Disneyland pas ada promo di Passpod beli 3 tiket aktraksi gratis wifi 5 hari. Kami dapat harga pertiket Rp. 973.702,33

9 Januari 2019 beli JR Pass Ordinary untuk 7 hari, beli di Traveloka. Pas itu lagi ada promo cash back 10% maksimal 500rb untuk tiket luar negeri.
Jadi biar nggak rugi, Saya beli sendiri suami beli sendiri. 

Tiket JR Saya Rp. 3.301.411,-
Tiket JR suamiku Rp. 3.301.355,-
Seketika Saya
merasa sangat beruntung, JR rata-rata kalau lihat di tempat lain 3,6 juta. Lumayan hemat 1/2 juta lebih kan untuk kami berdua.


22 Januari 2019 beli tiket Universal Studio Japan, kali ini beli melalui Tokopedia di toko Japan Trips.

Pertiket kami dapat harga Rp. 985.000,- + Ongkir Rp. 9.000,- dapat cash back 100rb.

Kami beli juga simcard Softbank untuk 12 hari seharga Rp. 270.000,- + ongkir Rp. 15.000,- beli di Tokopedia juga dari Tokuin



Simcard Softbank
Jadi total biaya sebelum keberangkatan
  1. Tiket pesawat Rp. 5.690.000,- x 2 orang = Rp. 11.380.000,-
  2. Pas Foto buat pengajuan visa biasa Rp. 55.000,-
  3. Visa waiver Rp. 120.000,-
  4. Visa biasa Rp. 555.000,-
  5. Tiket Disneyland Rp. 973.702,33 = Rp. 1.947.404,66
  6. Tiket JR Saya Rp. 3.301.411,-
  7. Tiket JR suami Rp. 3.301.355,-
  8. Tiket Universal Studio Japan (Rp. 985.000,- x 2) + Rp. 9.000,- = Rp. 1.979.000,-
  9. Kartu Softbank 12 hari Rp. 270.000,- + ongkir Rp. 15.000,- = Rp. 285.000,- dibagi 2 jadi Rp. 142.500
Total biaya Rp. 22.781.670,66

Perjalanan dimulai ...

1 Februari 2019

Pagi buta di Bandara Soekarno Hatta
Sekitar jam 1 dini hari pesen taksi online ketempat Mbak Ari, dari kost Mbak Ari pesen taxi jam 02.15.
Singkat cerita kira-kira 30 menit sampe bandara, urunan naik Taksi Rp. 62.000,-


Penerbangan Jakarta - Singapura dapat sarapan. Begitu sampai Singapura dibuat kaget sama Mbak Ari gara-gara dia bilang terbang lagi 20 menit lagi. Dah jalan cepet-cepet gatenya jauh soalnya, di tengah jalan Saya lihat tiketnya ternyata masih 1 jam lebih, 20 menit lagi itu waktu boarding. 


Sampe Narita, waktu masuk imigrasi semuanya berjalan lancar, nggak ditanya apa-apa.

Begitu keluar imigrasi, ambil koper dan kami menukarkan tiket JR Pass yang sudah kami beli di Indonesia. Nggak boleh bawa koper sepertinya, makanya pas itu Mbak Ari masuk duluan, Saya dan Ko Toni nungguin koper diluar.

Dan lagi-lagi Mbak Ari keluar bikin panik lagi, dia bilang aku salah pilih jam cik, keretaku duluan. Akhirnya Mbak Ari jalan duluan cari kereta. Akhirnya Saya dan Ko Toni masuk bareng, daripada masuk sendiri-sendiri takutnya jamnya beda, koper kami tinggalkan begitu saja diluar.

Akhirnya sampailah Saya dan Ko Toni di Stasiun Otsuka. Langsung bongkar kopernya Ko Toni buat ambil coat (pas brangkat dari Indonesia dia nggak pake jaket), angin dingin menyambut kami.

Setelah keluar dari StasiunOtsuka giliran Saya yang bongkar koper, mendadak Saya menjadi seperti orang bodoh yang tak bisa baca GPS, mungkin ini efek dari hawa dingin, tanganku sudah kedinginan. Bayangkan coba Stasiun Otsuka ke Hotel Mystays Higashi Ikebukuro itu hanya 10-15 menit, gara-gara salah jalan jadinya hampir 2 jam baru nemuin hotelnya. Dulu jauh sebelum berangkat ke Jepang Saya dah sempet lihat di street view Google yang Saya inget jalannya itu sebelah rel kereta, tapi kemarin itu kami salah jalan, jadi ada 2 rel kereta buat Tram. 


Akhirnya malam ini kami nggak jalan-jalan, bikin makanan di hotel aja.

Hotel Mystays Higashi Ikebukuro

lantai kamar mandi nggak sejajar dengan lantai kamar

tidak ada peralatan dapur,
tapi kita bisa pinjam di lobi mengisi form
Bisa pinjam rice cooker segala lho.

Sabtu, 2 Februari 2019

Pemandangan pagi dari kamar hotel, anginnya dingin
Entahlah karena masih lelah atau karena enak tidur, baru bangun sekitar jam 8 atau jam 9 pagi. Kami bertiga akhirnya baru keluar hotel jam 11.00

Seharusnya tujuan pertama kami ke Asakusa - Shibuya - Harajuku - Shinjuku

Tapi berhubung ke Asakusa ada kereta yang nggak bisa pake JR Pass, kami perlu beli Suica dulu (semacam flazz atau emoney) akhirnya rutenya dibalik ke Shinjuku dulu.


muka tanpa ekspresi
Sampai Shinjuku langsung ke Pepe cari titipan teman, tapi ternyata nggak nemuin. Makan siang di deket Pepe, ini menurutku makan murah, seporsi nasi goreng 250yen kalau pakai tambahan kuah telor 350yen tapi porsi nasinya lebih banyak juga.




ini smua menu makanan di dekat Pepe


Lanjut ke Harajuku, hanya jalan-jalan aja tanpa beli apa-apa karena sudah belanja pas di Pepe tadi. Lalu kami ke Shibuya, disini nggak lama-lama cuman foto di Hachiko dan ikutan nyebrang di Shibuya Crossing yang terkenal itu.


Harajuku - Takeshita Street

Dulu foto sendiri disini (2,5 tahun lalu).
Kali ini sama suami dong.
Menjelang sore kami ke Asakusa Kannon Temple. Disini ada ramalan, caranya kocok tabung berisi sumpit sampai 1 sumpit keluar. Tinggal lihat aja tulisannya di sumpit. Ambil di loker sesuai yang didapat. 
Awalnya Mbak Ari yang coba. Karena hasilnya kurang memuaskan dia coba lagi  (geser di tempat lain) ternyata hasilnya tak jauh beda.


Asakusa Kanonn Temple


Karena penasaran Saya jadi pengin coba juga, karena nggak punya uang receh jadinya beli jajan dulu. Saya pun bilang ke suamiku masing-masing coba sekali aja, apapun hasilnya ya udah nggak usah diulang ya.. 

Dan inilah hasil ramalan kami ...



yang kiri hasil ramalan Ko Toni
yang kanan hasil ramalan yang Saya dapat

Minggu, 3 February 2019

Hari kami ke Odaiba, foto di tiruan Patung Liberty dan foto di Gundam. Saya ingat dulu waktu tahun 2016 kesini, Saya makan di rumah makan Indonesia, namanya Surabaya.
Sayang sekali restaurant Surabaya sudah tutup permanen.




Akhirnya kami makan di food court. Waktu kami nggak banyak berhubung kami sudah buat jadwal untuk pergi ke Gereja, misa jam 4 sore.


Sepertinya ini satu-satunya foto bertiga.
Gundam nya bagusan dulu warna biru

Habis makan kami bergegas ke Gereja. Kami ke Gereja St Ignatius.
Setiap Minggu ke-1 dan minggu ke-3 disini ada misa Bahasa Indonesia di Kapel.
Sehabis Misa, bagi kami yang baru pertama kali datang mengikuti Misa diminta untuk memperkenalkan diri, namanya Siapa? Asalnya dari mana? Dalam rangka apa ke Jepang? Liburankah? Kuliah atau kerja?
Oya ada Misa Bahasa Indonesia karena ada Komunitas Keluarga Katolik Indonesia.
Misa dipersembahkan oleh Romo Sri Waluyo, Beliau dari Batam namum sejak awal ditahbiskan Beliau sudah ditempatkan di Jepang.  Sebenarnya Beliau tidak tinggal di Gereja Ignatius, Saya lupa persisnya dimana, yang saya ingat dari tempat Beliau sekitar 8km.
Tak lupa Saya minta berkat untuk kalung Rosario dan kamipun ngobrol-ngobrol dengan Romo Sri, malah Beliau menawarkan kami makan dulu di pastoran.
Mampir ke toko buku, Saya beli hiasan dinding gambar Bunda Maria gendong Yesus versi Jepang.
Sayang sekali Saya nggak foto Kapel. Tadinya menurut jadwal pulang Gereje ke Ameyoko Market & Hinokicho Park tapi akhirnya kami memutuskan untuk balik lagi ke Shinjuku. Kami ke Don Quijote, makan lau ke Pepe lagi, biasa ke Can Do di lantai 8.

Senin, 4 Februari 2019

Terkagum-kagum akan ciptaanMu, Tuhan
Hari ini kami ke Chureito Pagoda. Butuh perjuangan buat sampai ke spot foto (foto dengan latar belakang Pagoda Chureito  + Gunung Fuji), katanya si anak tangganya ada 500.

Sampai di spot foto, Matahari pas di atas, jadi kalau buat foto2 dengan HP kurang bagus. Memang si liburan itu untuk dinikmati, kalau foto-foto terus bagaimana bisa menikmati?? Kalau kamu lagi berlibur lebih suka mana? foto-foto atau menikmati liburanmu?

Awalnya tujuannya Chureito Pagoda, Mount Fuji Subbaru 5th, Kawaguchiko.
Tapi karena berangkat sudah kesiangan terus pas check kereta nggak sampai malam, akhirnya kami putuskan buat balik aja ke Tokyo.

Lagi-lagi kami balik ke Shinjuku, Shinjuku itu benar2 pusat belanja, hidup banget kotanya.
Sampai Stasin Shinjuku kami makan di Plataran Restaurant, ini rumah makan Indonesia hanya saja pelayanannya orang Jepang.  Ini adalah makanan termahal kami selama berada di Jepang.
Plat set di Plataran Restaurant Shinjuku

Abis makan, untuk ke-3 kalinya kami ke Can Do. Belanja lagi dan lagi... Hahahaha

Selasa, 5 Februari 2019

Hari ini main ke Disneyland. Cuaca hari ini sedari pagi sudah mendung. Sampai Maihama Station, kami perlu menukarkan tiket dulu. Ternyata tempat penukaran tiketnya itu bukan didalam sebuah bangunan khusus buat menukarkan tiket sepeti waktu Saya ke USS. Ada 2 orang seperti agen tour gitu, nukernya kesitu.




Kami masuk ke Istana Cinderella, disitu ada sepatu kacanya Cinderella. Oya ada beberapa pigura foto kalau Kita foto dengan menggunakan blitz akan terlihat beda dari apa yang Kita lihat dengan mata. Lalu kami masuk ke Snow White ride,Small World, sisanya lupa nama wahananya.





ini hasil foto menggunakan blitz
Makan nasi curry di Disneyland
Pulang dari Disneyland balik lagi ke Shinjuku, sepertinya Shinjuku memang magnet kuat buat kami buat balik kesana lagi dan lagi. Ini ke-4 kalinya ke Can Do 
Kaya koyo, beli ini buat ortu

Rabu, 6 Februari 2019

Check out hotel terus nitip koper di loker di Stasiun Shinjuku, hari ini kami akan ke Hokaido.

Tujuannya ke Hokaido hanya ingin lihat ice festival di Odori Park, Sapporo. Disini dingin sekali suhunya -4 drajat Celcius.










Foto pahatan es nggak kelihatan, aslinya di foto bawah ini ya




Kami ketinggalan Shinkansen, jadwal Shinkansen bisa berubah sewaktu waktu kalau sudah malam. Kami berusaha cari terminal bus, Bayangkan kami bertiga berjalan ditengah hujan badai tanpa payung, salju menumpuk tebal sampai terminal ternyata bus sudah full booking.

Akhirnya kami prsan hotel di Apa Hotel  Susukino Ekimae Sapporo pesan 1 kamar tidur bertiga.

Kamis, 7 Februari 2019

Check out hotel tujuan kami ke Stasiun Tokyo lalu ke Stasiun Shinjuku buat ambil koper.

Didalam perjalanan naik Shinkansen, Saya check hotel di ternyata hotel di Kyoto Check In jam 22.00.
Berhubung kami kira-kira sampai Stasiun Tokyo jam 7 malam, akhirnya diputuskan Mbak Ari langsung ke Kyoto, Saya dan suami ambil koper di Shinjuku Station.

Sampai Shinjuku, suami pengin makan dulu. Saya pikir ya sudahlah makan dulu Shinkansen sampai jam 10 malam, masih keburu.

Abis makan, ambil koper terus balikin Suica

Mbak Ari WA katanya Shinkansen paling malem jam 20.26

Sampai pintu masuk kurang 4 menit petugasnya bilang kereta ke Kyoto sudah tidak ada.

Haduh rasanya sedih sekali, karena mau menghemat jadi makan ditempat murah dan karena mau menghemat juga kami balikin Suica akhirnya malah ketinggalan kereta lagi.

Mana besok JR pass sudah tidak berlaku lagi, jadi harus beli tiket Shinkansen.

Kami cari terminal, lagi-lagi Bus full booking. Mungkin tiket bus dijual online kali ya nggak bisa beli mendadak. Dan yang bikin bingung itu informasi kurang jelas jadi nggak tahu harus naik bus dari sebelah mana? Nggak ada petunjuknya, adanya petugas yang pake pengeras suara ngomong pakai bahasa Jepang, mana tahulah kami.

Masa suami ngomong tidur disini aja (depan terminal). Hadeeeh udara dingin, bagaimana bisa tidur diluar akhirnya Saya searching hotel dan minta tolong Mbak Ari buat pesenin dulu soalnya pesannya pake CC, berhubung Saya nggak punya ya minta tolong Mbak Ari.

Malam ini kami nginep di Hotel Villa Fontaine kira-kira 1 km dari Stasiun Tokyo.

Bayangkan, Saya bawa koper 1 Dan suami bawa koper 2 punya dia dan punya Mbak Ari. Dipikir-pikir ya kuat juga kami.

Jumat, 8 Februari 2019

Kami baru check out hotel hampir jam 11 siang.

Sampai Stasiun Tokyo, Saya beli tiket Shinkansen ke Kyoto. 1 orang 13.910 yen. Kami naik kereta Nozomi, oya kalaupun ada JR Pass, JR Pass tidak bisa digunakan untuk naik kereta Nozomi karena ini kereta Shinkansen paling cepat.

Sampai Kyoto sekitar jam 3 sore. Berhubung Mbak Ari mau jemput di Stasiun Kyoto jadi kami tungguin.
Houze 1st Gojo Omiya,
Ini hotel terluas selama kami menginap di Jepang

ada mesin cucinya

kamar mandi dan toilet terpisah

fasilitas dapur hanya ketel
sewa perlengkapan 500 yen,
bisa dipakai selama menginap
Hari ini agak gerimis, badan masih berasa lelah akhirnya hari ini Saya memutuskan buat di hotel saja lagian diluar mendung juga ditambah kata Mbak Ari kereta di Kyoto nggak sampai malam.

Sabtu, 9 Februari 2019
Hari ini main ke Universal, seharusnya jadwalnya ke Universal kemarin.

Lagi-lagi tiap main ke wahana bermain cuaca selalu mendung.

Di Universal antriannya panjang-panjang, mungkin karena weekend. Seharian ini kami hanya ke Universal Studio Japan

Beli Pisang isi 4

Minggu, 10 Februari 2019

tmapak dalam Gereja Katedral Kawaramachi, ini foto seletah misa

tampak depan Gerje Katedral Kawaramachi
Bunda Maria gendong Yesus

Hari ini ke  Gereja Katedral Kawaramachi ikut Misa bahasa Jepang, soalnya kalau Misa bahasa Inggris terlalu siang.
Lalu kami ke Fushimi Inari, kami membatalkan ke Kiyomizu dera karena menurut informasi di buku panduan di hotel, ke Kiyomizu dera bayar 400 yen per orang.
Cheff lagi masak


Makanan pesananku belum datang,
makan disini juga lumayan mahal
ini restaurant nggak telalu jauh dari Gereja
Di Fushimi Inari beli Daruma titipan teman, sama beli jajan Taiyaki itu lho roti bentuk ikan, beli rasa Custard dan kacang merah. Menurut Saya, Saya lebih suka rasa kacang merah.



Berbagai macam ukuran Daruma

Titipan teman

Hello Kitty pakai Kimono


Lalu kami ke Kungyokudo, Ko Toni pengin lihat toko wewangian  yang katanya sudah ratusan tahun berdiri.

Kami jalan kaki ke Stasiun Otsuka lalu kami ke Dotonbori Glico Sign.


Konon katanya kalau belum foto disini belum ke Osaka
Dotonbori itu ibarat Shinjuku, jadi disini paling ramai, kalian yang ke Osaka wajib kesini ya!! Kami belanja lagi oleh-oleh. Kali ini karena ada tulisan tax free jadi belanjaan Saya digabung dengan belanjaan Mbak Ari biar bisa tax free.

Pulang hotel bawa tentengan besar-besar.

Senin, 11 Februari 2019

Kami check out hotel jam 11 kurang, tujuan kami ke Shinsaibashi dekat Dotonbori cari titipan teman.

Rencananya koper akan kami titipkan di loker Stasiun Osaka.  Sayangnya semua loker yang kami temui penuh, akhirnya kami ngantri ditempat khusus penitipan bagasi.

Apa yang terjadi? Tinggal 1 orang didepan kami, penjaga tempat penitipan bilang sudah penuh tidak tahu kapan kosong lagi. Kami memutuskan untuk menunggu sejenak.

Dan, keajaibanoun terjadi ada satu orang ambil koper. Nggak lama kemudian ada lagi yang ambil koper 3 besar-besar.

Saya optimis ini bisa buat koper kami, akhirnya kami berhasil titip koper. Tuhan menolong kami tepat pada waktuNya. 1 jam lenih lebih kami muter- cari loker, lega rasanya koper akhirnya bisa dititipkan.

Kami ke Shinsaibashi cari titipan teman, habis itu makan di Yoshinoya.


Kaos icon Dotonbori
Sepertinya terlalu riskan kalau kami mau jalan-jalan lagi, jadi kami memutuskan langsung ke Bandara Kansai saja. Sekitar jam 8 malam kami sudah sampai Bandara padahal pesawat kami jam 23.30.


Suasana dalam kereta menuju Bandara,
Saya + suami berdiri

Bandara Kansai, Osaka
Bye-bye sampai bertemu kembali
Ini origami burung dapet di hotel pas di Sapporo
Berdasarkan pengalaman, Saya ambil kesimpulan
- sediakan uang lebih untuk dana darurat (seperti kasus Saya ketinggalan Shinkansen dan harus beli tiket lagi karena JR sudah habis masa berlakunya)
- sering-sering check jam Shinkansen
- jangan mager, entah karena udara dingin atau kami yang mager akhirnya keluar hotel baru jam 11 siang alhasil yang didapat ya sedikit (bisa jadi alasan buat balik ke Jepang). Kalau dulu jalan sama Karin ke Singapura, Saya buat jadwal jam 6 jam 7 jalan dari hotel ya beneran jam segitu sudah jalan dari hotel. Mungkin beda teman traveling ya beda juga, bisa juga karena cuaca jadi bikin mager.
- budget oleh-oleh bisa membengkak karena terlalu banyak pilihan yang menarik buat dijadikan oleh-oleh (mungkin ini tergantung masing-masing orang kali ya hahaha)
- untuk lebih menghemat biaya ya cari penginapan yang ada dapurnya biar bisa masak buat sarapan pagi, bawa stock makanan dari Indonesia
- kalau bisa cari penginapan yang ada mesin cuci gratis, jadi nggak ada pakaian kotor yang dibawa, tinggal baju yang dipakai dihari terakhir.

Bawa uang berpa ke Jepang?
Saya ke Jepang bawa uang 90.000 yen untuk berdua, sisa kurang lebih 9.000 yen. Andaikata nggak beli tiket JR Pass lagi ya sisanya lebih banyak
Total habis berapa?
Total biaya sebelum berangkat Rp. 22.781.670,66 (lihat di atas)

Hotel Mystays Higashi Ikebukuro 5 malam Rp. 4.775.996
Hotel Apa Hotel Susukino Ekimae 1 malam Rp 1.141.766,5 (ini patungan sama Mbak Ari)
Hotel Villa Fountaine Tokyo Shidome 1 malam Rp. 1.349.359,-
Hotel Houze 1st of Gojo Omiya, Kyoto 4 malam Rp. 2.619.812,-
Total Hotel Rp. 9.886.933,5 (Saya bulatkan)

Untuk makan, oleh-oleh, dan transportasi diluar JR Pass total 81.000 yen x 130 = Rp. 10.530.000,-

Jadi total biaya Rp 22.782.000,- + Rp. 9.887.000,- + Rp. 10.530.000,-

Grand Total Rp. 43.199.000 (Liburan 2 orang selama 11 hari di Jepang)
Kalau nggak beli tiket Shinkasen dan nggak pesan hotel tambahan, budget aku 35jt berdua mungkin cukup.

Menurut Saya si segitu sudah jauh lebih murah daripada ikut tour.

Okay selesai sudah cerita Saya, next trip kemana ya? Ada idekah?

-TAMAT-

*) NB : pas udah masuk kantor ada teman kantor yang langsung nanya next trip kemana, kasi tahu jauh hari ya siapa tahu bisa pergi bareng.

Jadi berpikir kalau Saya buat open trip, kira-kira ada yang berminat ikutan nggak ya?