Diriku, suka banget sama tulisan-tulisannya Grace Suryani, gaya bahasanya yang ringan jadi mudah dimengerti. Punya 2 buku, buku pertama karangan dia yang pertama saya beli "The Puzzle of Teenage Life" tapi buku itu raib entah kemana, lupa siapa yang pinjam. Hiks hiks :'(
 Saya baca ulang buku "The Puzzle of Jomblo Life" karena mau saya pinjamkan ke teman, ini bacaan bagus juga karena itu saya mau share cuplikan dari buku The Puzzle of Jomblo Life.

A Little Bit Reality Bout Married

Masa Jomblo Itu Useless
Jujur deh Guys, sering banget kita ngerasa jomblo itu suatu masa yang useless. Masa yang diharapkan berakhir secepat-cepatnya dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya!!! Tapi sebenernya kalau kita tau kenapa Tuhan menciptakan masa jomblo, kita ngga akan menganggap masa jomblo itu sesuatu yang useless... sesuatu yang ngga berguna. Suatu masa yang membosankan.
Pertama-tama kita lihat dulu kenapa sih Tuhan kasih kita masa Jomblo?!?
"With great power comes great responsibility"
Suatu hari saya, mama dan dede ce-nya saya nyasar ke satu kebaktian. Tujuannya mau ketemu 1 hamba Tuhan tapi ternyata yang kotbah bukan hamba Tuhan itu dan ternyata kebaktian khusus kaum hawa. En topiknya "Apa yang sebaiknya diketahui isteri tentang suami". Trus dibahas deh gimana caranya ngomong yang bener sama suami. Kata pendetanya harus pake "permianan kata yang cantik", nada itu sebaiknya dengan intonasi yang lembut, timing harus tepat, blablabla. Jujur guys, dalam hati saya mikir... ribet amat si. Mau ngomong yah ngomong aje, ngapain si mesti diatur-atur?!? Kalau berantem, ya udeh. Berantem aje.
Guys, kita sering banget begitu. Mau punya hubungan yang indah, dan manis, tpai ngga mau bayar harganya. Padahal prinsipnya sama, with great relationship comes great responsibility. En, kebanyakan dari kita ngga siap dengan "great responsibility". Kita maunya hubungan yang bagus, hubuhngan yang sehat, yang bertumbuh, tapi kita sendiri ngga mau berkorban untuk hubungan itu.
Dan itulah gunanya masa jomblo! Mempersiapakn kita untuk punya hubungan cinta yang indah. Itu rancangan Tuhan. Tuhan pengin anak-anaknNya punya hubungan cinta yang indah, punya perkawinan yang bahagia, punya kehidupan keluarga yang harmonis. Tuhan persiapakan 1 masa, dimana kita bisa mempersiapkan diri kita dengan baik untuk akhirnya menerima semua berkat Tuhan di dalam soal jodoh.
Remaja adalah "anak-anak di dalam tubuh orang dewasa", tubuh kita itu sudah sama dengan tubuh orang tua kita, Kita sudah mengalami perubahan-perubahan hormonal, jadi punya dorongan seksual. Tapi... jiwa dan pikiran kita masih belom dewasa. Masih anak-anak, karena itu ngga semestinya remaja usia belasan tahun itu sudah menikah! Karena cara berpikir sebagian besar anak remaja masih egois. Ngurus diri sendiri aje masih susah, apalagi ngurus orang lain!!! Ngatur uang jajan dari papa-mama aje tiap bulan pasti defisit en minta subsidi tambahan, gimana mau ngatur gaji suami!?! Kalau kurang masak mau minta subsidi dari papi-mai!?!?! Ditaro dimana muka laki gue!!!
Dan masa jomblo adalah suatu masa untuk mempersiapakn kita dari remaja-remaja yang egois, kekanak-kanakan, keras kepala, tidak bisa berkomunikasi, suka berantem menjadi calon-calon suami/isteri (bahkan calon orang tua) yang bisa mengalah, mendahulukan kepentingan orang lain, bisa berkomunikasi, mengasihi orang lain lebih dari dirinya sendiri, bisa ngurus kepentingan orang lain.
Sekali lagi guys, saya tekankan Tuhan kasih kita masa jomblo untuk mempersiapkan kita! BUKAN UNTUK MENGHUKUM KITA!!! Pikirkan dan renungkan ini baik-baik... Jomblo adalah anugerah Tuhan.

And They Live Happily Ever After... MASAK SIH?!
Guys, banyak orang berpikir bahwa pacaran, menikah itu adalah seperti masuk ke negeri dongeng yang penuh dengan susu dan madu, Itu loh kayak di dongeng-dongeng Walt Disney, sang pangeran tampan dan puteri yang cantik jelita berciuman lalu ada tulisan "and they live happily ever after".
The problem is.. kenyataannya ngga segampang itu.
Guru Bahasa Inggris saya waktu SMU, sering banget ngomong sama saya dan teman teman ce saya, "kehidupan anak-anak ce itu baru betul-betul dimulai setelah menikah. Sekarang kalian masih bisa idup enak sama mama-papa, semua ada. Tapi setelah kalian menikah nanti, segala sesuatunya berubah !" Biasanya, abis denger cerita-cerita guru saya, saya langsung ngga pengin married. Hahaha. Waktu itu saya baru sadar menikah itu ngga segampang yang saya pikir. Ternyata banyak onak duri yang tersembunyi !!!
Di China saya tinggal sekamar ama teman saya. Orang Indonesia juga. Dia juga orang yang saya liat ketika saya bangun, dan orang terakhir yang saya liat sebelom saya tidur. Kita punya jadwal kelas yang sama, kita bahkan duduk sebangku di kelas, kita punya temen-temen yang sama. So bisa dipastikan saya hidup ampir 24 jam bareng dia!!! Kadang-kadang saya suka bercanda ama dia dengan bilang, "rasanya gue tuh kayak kawin ama elu!"
Kalau pas lagi seneng sih rasanya seneng. Kita suka ngegosip sampe malem, suka cerita-cerita keluarga kita masing-masing, becanda, ketawa, nangis sma-sama. Tapi kalu udah berantem... aduh rasanya sengsara. Mau kabur ke mane?!?! Sekelas, sekamar... duh sengsara. Apalagi kalau udeh mulai mengeluarkan jurus perang dingin! Waaahhh... kamarku istanaku berubah menjadi kamarku nerakaku!
Lewat pengalaman saya tinggal bareng dia, saya belajar banyak hal tentang kira-kira kehidupan married itu kayak apa. Salah satu pelajaran yang saya dapet itu : "Sebagian besar masalah-masalah di dalam rumah tangga itu tidak timbul dari masalah-masalah besar, tapi justru dari masalah-masalah kecil tapi tidak pernah diselesaikan sehingga akhirnya menumpuk dan membusuk."
Waktu awal-awal saya sekamar dia, kita sering berantem gara-gara masalah kecil. Salah satu yang paling saya inget, itu masalah lampu kamar mandi. Masalahnya sepele, tapi dulu hampir ribut gede. Di rumah saya itu punya aturan semua lampu yng tidak dipakai dimatikan, dikeluarga dia, aturannya beda. Lampu kamar mandi harus selalu dinyalakan, karena kalau terlalu sering nyala mati nyala mati, ntar cepet rusak.
Akhirnya kita sama-sama ngalah. Trus keputusannya, kalau kita ada di kamar, lampu kamar mandi dinyalakan, tapi kalau kita keluar lampu kamar mandi dimatiin. But itulah suka dukanya idup sama orang. Banyak kebiasaan beda. En kalau kita ngga bijak, itu tuh akhirnya cuman ditumpuk-tumpuk dan ngga pernah diselesaikan sampe akhirnya sekali meledak.... DUAR... Perang Dunia ke-3!
Di dalam Film "The Story of Us", dikisahkan suatu keluarga di ambang perceraian. Mereka pergi ka banyak psikolog. Diantara sekian banyak psikolog, ada 1 psikolog yang bilang "Ketika kalian berdua di kamar, sesungguhnya ada 6 orang disitu, trus divisualisasikan dengan sangat kocak. Suami isttri itu lagi berbaing di tempat tidur, lagi ngobrol. Eh, tiba-tiba di sebelah sang suami muncul mamanya sang suami, ikut-ikutan ngobrol. Selanjutnya muncul papa si istri, dilanjutkan dengan papa si suami dan mama si istri. Dan tiba-tiba kamarnya jadi berisik banget, karena mereka semua mulai bicara, saling tuding! Wah pokoknya jadi seru banget deh!
Pesan yang saya tangkap dari adegan film itu 1 hal. Tanpa kita sadari ketika kita menikah kelak, kita tidak hanya membawa "diri kita" di dalam pernikahan kita, kita juga membawa didikan dari papa-mama kita, prinsip keluarga kita, kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukuan di keluarga kita, aturan main di keluarga kita. Contohnya yah itu, kasus "lampu kamar mandi". Saya bertindak berdasarkan kebiasaan keluarga saya, dan teman saya bertindak pake kebiasaan di keluarga dia. Kalau kebiasaannya sama sih ngga masalah, kalau beda?!?!

Jadi SEHATYuk !!!
Bayangin guys, saya dengan roommate saya sama-sama ce, kita sama-sama keturunan Chinese so rata-rata kita dibesarkan dengan pola nilai yang hampir sama. Kita seumuran pula. Kita ambil jurusan yang sama. Ada begitu banyak kesamaan diantara kita, tapi masalah itu tetep banak sekali! Apalagi kalau ce dan co?!?! Yang udeh keliatan jelas-jelas beda 180 derajat! Itu baru dari segi jenis kelamin, belom dari segi usia, pola pikir, pola asuh di keluarga, profesi, minat, hobi, ckckckck. Banyak bener bedanya.
Guys gunakan masa jomblo kita untuk mempersiapakn diri untuk masuk ke dalam pernikahan. Coz bener deh, menikah itu bukan sesuatu yang "sederhana". Menikah itu ngga sekadar masalah kebaktian, gaun pengantin, kue, hotel, kamar pengantin. Menikah itu bicara masalh rekening listrik, menu makanan, pipa kamar mandi yang macet, genteng yang bocor, telepon dari mertua, pertandingan piala dunia yang waktunya sama persis dengan pesta perkawinan sepupu, siapa yang jemput anak-anak di sekolah.
Butuh 2 orang "sehat" dengan komitmen yang sangat kuat untuk menghasilkan pernikahan yang bahagia. Sewaktu di China saya nemu 1 buku judulnya "Finding The Love of Your Life", di dalam buku itu ada 1 bab yang berjudul "Get Yourself Healthy Before You Get Yourself Married" dan kalimat pertama yang dia tulis berbunyi demikian :
"A great marriage requires two healthy people, and the time to get healthy is before you get married"
"Perkawinan yang bahagia memerlukan dua orang yang sehat dan waktu untuk menjadi sehat adalah sebelum kamu menikah"
Banyak pasangan ngga punya kehidupan perkawinan yang bahagia, karena mereka "tidak sehat". Mereka masuk ke dalam perkawinan dalam kondisi "sakit". Yang saya maksud disini dengan "tidak sehat" itu bukan secara fisik, tapi secara mental. Mental disini juga ngga berarti orang-orang gila. Bukan itu maksud saya, tapi banyak orang yang punya masalah pada waktu dia kecil, hubungan yang ngga baik dengan orang tuanya, pernah ditolak oleh lingkungan, pernah ngalami trauma-trauma lainnya. Kadang-kadang guys, masalah-masalah begini tuh ngga keliatan dari luar, setelah kita dekat sekali dengan orang itu baru kita bisa tahu.
Di bukunya ini Grace menceritakan sewaktu dia kecil sering kali dapat ejekan gendut, nggak kayak ce (tomboy) dan itu bikin Grace punya luka yang dalam sekali. Baru mulai ketauan setelah pacaran, jadi cemburu sekali, sangat posesif.
Dua tahun setelah putus, baru Tuhan kasi tau saya. Tuhan tunjukkan bahwa di dalam hati saya ada banyak sekali luka. Luka-luka yang tidak pernah saya sembuhkan. Saya punya dendam sama cowo, tanpa saya sadari saya selalu pengin balas dendam, saya pengin nyakiti dia. Lewat tindakan saya,  lebih-lebih lewat perkataan saya.
Guys, masalah saya bisa dialami sama siapa saja. En kenyataannya sebagian besar dari kita itu tidak dalam kondisi "sehat". Cuma bedanya ada yang lukanya parah, ada yang tidak.
Guys, bahaya sekali kalau kita masuk ke dalam suatu hubungan dengan membawa luka-luka masa lalu yang belum sembuh. Kita ngga akan hanya melukai diri kita sendiri, tapi juga akan melukai pasangan kita. Percaya deh guys, ngga ada yang lebih menyakitkan daripada melukai seseorang yang sangat kita sayang.
Tuhan mau kita sembuh!!! Tuhan ngga pengin kita seperti ini! Tuhan mau kita punya hubungan yang bahagia! Tuhan ingin kita punya hubungan yang membangun, bukan hubungan yang saling menjatuhkan.
Guys, nggak peduli seberapa dalam orang-orang, masyarakat, keluarga atau siapa pun menyakiti kita, Tuhan Yesus itu ngga pernah sekalipun menyakitimu. Mungkin kamu kecewa dengan semua orang yang di sekitarmu, mungkin kamu kecewa dengan dirimu sendiri, mungkin kamu kecewa dengan dunia.. but kasihNya lebih dari cukup,lebih dari cukup untuk menyembuhkan semua luka-luka dihatimu. Luka-luka di hati kita. Satu-satunya jalan untuk menjadi sembuh, untuk memulihkan luka-luka di hatimu adalah dengan membawa semuanya kepada The Keeper of Our Heart, JC.
Ngga ada seorang manusia pun yang sempurna dan hatinya tidak pernah terluka. Tapi Kalau Tuhan bisa pulihkan orang-orang yang terluka, kalau Tuhan bisa pakai saya, Tuhan juga bisa pake Anda..

Kawin itu Buat Apa Sih?!
Kalau kata temen-temennya emak engkong saya, menikah itu buat punya anak. Supaya punya anak yang banyak! Ada lagi yang bilang, menikah biar punya temen, Biar ada yang ngurusin, ada yang ngerawat, ada yang masakin. Kalau denger ada co ngomong dia pengin kawin biar ada yang ngurusin, ada yang nyiapin baju deelel, pasti saya langsung bilang ama dia, "cari pembokat selusin aje! Kalau bosen tinggal pecat!"
Ada banyak alasan kenapa orang mau menikah. But sekarang kita ngga mau bahas tujuan orang-orang married, tapi kita mau tanya Tuhan neh. Apa sih Tujuan Married menurut Dia?!

A. "Segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia (Kol 1:16C)
Tujuan utama kita menikah adalah untuk Dia. Untuk memuliakan Dia. Kita salah besar kalau kita mengira, gue kawin buat diri gue, atau buat keluarga gue. Salah banget kalau kita mikir gitu. Yang bener kita menikah itu UNTUK DIA. Karena Dialah yang menciptakan segala sesuatu (termasuk di antaranya pernikahan)
Paul G. Caram di dalam bukunya "Kekristenan Sejati", mengatakan, "Tujuan utama dari suatu pernikahan seharusnya adalah untuk memuliakan Tuhan, dan untuk dapat mengenal dan melayani Dia dan untuk Dia. Kita patut berdoa, Tuhan tolong beri saya pasangan hidup yang akan Engkau pakai untuk mengembangkan karakter saya agar menjadi seperti Engkau, seseorang yang akan menolong saya agar saya menggenapi tugas yang telah Engkau rencanakan bagi tugas saya".
Guys, pas pertama kali saya baca tulisan itu, ada sedikit rasa tidak setuju. Saya pikir, Tuhan itu kok kepo banget sih? Kok Dia mau ikut campur terus sih. Sampe-sampe soal married aje tujuannya begitu rohani! Kita kan mau FUN! Married yah buat seneng-seneng. But lama-lama saya belajar. Belajar untuk mengakui bahwa kita itu ciptaan Tuhan, dan satu-satunya jalan untuk bener-bener menikmati idup ini, satu-satunya jalan untuk ngerasa FUN, itu dengan nurutin aturan main dari Allah.
Loh kok gitu?! Karen kita ciptaan Dia. Dia yang paling tau semua yang terbaik buat kita. Sayang, manusia sering maunya memberontak. Kita ngga mau ikut aturan Tuhan. Akibatnya perceraian di mana-mana..selingkuh di mana-mana... broken home. Itu akibat kita ngga mau taat. Tanpa kita sadari dunia kita hancur karena manusia tidak mau taat kepada Penciptanya!
Saya ngga pernah menemukan 1 keluarga pun yang sungguh-sungguh dibangun di dalam Tuhan dan mereka tidak bahagia.. keluarga Kristen yang cerai emank banyak. But kita harus liat apakah ketika mereka menikah Kristus sungguh-sungguh jadi dasar or Kristus cuman jadi pajangan?!?

B. Allah memberkati mereka lalu berfirman kepada mereka : "Beranak cuculah dan bertambah banyak" (Kej 1:28)
Tujuan kedua, untuk beranak cucu dan bertambah banyak. Ini kagak berarti tujuan married itu cuman punya anaka sebanyak-banyaknya. Anak-anak yang diharapkan Tuhan lahir dari perkawinan anak-anak Tuhan ada 2 macam :
1. Anak-anak rohani
Ini bicara mengenai jiwa-jiwa yang kita bawa kepada Tuhan melalui perkawinan kita. Inget, kita diberi pasangan untuk membantu menyelesaikan tugas dan panggilan yang Tuhan percaya kepada kita. Guys, ini bukan tugas yang main-main! Banyak orang setelah dapet jodoh, married, lupa pelayanan. Mereka pikir tugas mereka sudah selesai! Salah. Ketika kita menikah, itu artinya kita dipercayakan suatu pelayanan yang lebih besar lagi!
So sudah sepatutnya sepasang suami istri juga harus tetap menjaga hubungan dan keintiman mereka dengan Tuhan! Jangan mentang-mentang dah punya suami, Tuhan dilupakan! Wah hati-hati guys... ini juga salah satu hal yang harus kita persiapkan sejak kita masih jomblo. Kita harus membangun hubungan dengan Tuhan sedalam mungkin, so ketika nanti menikah kita sudah punya dasar yang cukup kuat di dalam Tuhan.
2. Anak-anak jasmani yang juga menjadi anak-anak rohani
Selain Tuhan ingin ada anak-anak rohani yang dihasilkan dalam perkawinan, IA juga ingin anak-anak jasmani juga akhirnya menjadi anak-anak rohani. Menjadi keturunan Ilahi.
Anak-anak tidak akan jadi anak Tuhan kalau papa mamanya belom sungguh-sungguh di dalam Tuhan dan tidak mempraktikkan iman mereka dalam kehidupan sehari-hari!!!
Guys kalau kita pengin nanti nak-anak kita juga jadi anak-anak rohani, kita harus mulai dari sekarang.

Ada banyak bab dalam buku ini, bukunya ngga begitu tebal si hanya 140 lembar.
Fear
 What if.. gue harus jadi jomblo seumur idup!!!
 What if.. Tuhan kasih gue jodoh yang GUE NGGA SUKA!!!

Oh Papa Oh Mama
 My Parents and I
 My Parents adn my future spouse
 If My Parents aren't Christian..

Purity
 Apa sih Batasan Dalam Pacaran?
 Hati yang Perawan
 Ihh Nafsu
 Viktor (pake K, bukan pake C)

Jomblo Enaknya Ngapain Yah?!
 Boleh Ngga Sih Ce Nembak Co duluan?
 Boys en Girls Friendship
 Caranya Dapet Jodoh..
 Dinding-dinding Kaca
 Keping-keping Hati
 Sabar itu Subur
 Sampai Maut Memisahkan Kita

Epilog
 God Written Love Story

Kapan-kapan kalau niat ngetik, aku share lagi deh di Blog. Kalau yang penasaran cari aja bukunya. Dulu aku beli di bagian buku-buku rohani, tapi entahlah masih ditebitkan ngga. Buku ini dulu aku beli tanggal 29 Desember 2011, cetakan kedua September 2005.