Ada beberapa bahan makanan yang mirip dengan anggota tubuh kita, dan entah kebetulan atau tidak bahan makanan itu mempunyai fungsi untuk anggota tubuh yang mirip dengan bentuk bahan makanan tersebut.
Apa sajakah itu? Yuk kita simak










Lawang Sewu
Rabu, 23 Sept 2015
Malam ini, rencananya mau ke Semarang naik kereta Tawang Jaya (Rp. 65.000,-). Biasa kalau aku mau ke Stasiun Senen, aku naik KRL.
Tapi tragedi kecelakaan KRL di Juanda membuatku takut kalau-kalau jadwal KRL bermasalah. Untungnya ada Mega, teman kantor sekaligus teman kostku. Mega mau kurepotkan, kuminta tolong dianterin ke Stasiun Senen. Trima kasih Mega.
Kereta yang seharusnya berangkat jam 11 malam terlambat ½ jam.

Kamis, 24 Sept 2015
Taukah saudara-saudara apa yang terjadi ?ternyata aku ketemu lagi sama Devi kenalanku beberapa tahun yang lalu sewaktu di Stasiun Poncol Semarang, temanku itu ternyata di gerbong yang sama denganku cuma dia di no 20, sementara aku di  no 12.
Karena semalem brangkat telat ½ jam, sampe Semarang pun telat ½ jam.
± 06.30 sampe di Stasiun Poncol trus dijemput Cik Fifi, seperti biasa nginep tempat Wak San (Wak = sebutan untuk kakak perempuan mama)
Pagi sampe sorean main sama dd Michelle, malam hari dijemput Ko Toni kerumah Ik nya (ik = sebutan untuk adik perempuan mama). Dirumah Ik, ada Pak Anwar (supir pribadi) yang membukakan pintu. Masuk rumah, saya disambut Ik dan Om Sutikno, Om Tik berprofesi sebagai Dokter Jantung di Semarang. Sampai sekarang masih buka praktek dirumahnya. Kebiasaanku, kalau baru pertama kali ketemu, aku bingung mau ngajak ngomong apa. Sampai akhirnya, Om Tik ngambil koleksi foto-foto, anaknya satu tinggalnya di Amerika. Abis lihat foto-foto diajak makan malam.

Jumat, 25 Sept 2015
Sekitar jam 9an, Ko Toni jemput aku di rumah Wak San. Pagi ini rencananya, aku mau ngenalin dia ke adiknya mamaku. Aku manggil adik mamaku dengan sebutan Mama Yen. Dari kecil aku sudah di kwepang, ah entah apaan itu katanya wetonku dg mama kandungku sama.
Sampai rumah Mama Yen, kebetulan ada Oh Dedy. Jadi ngobrol bentar trus mbuntuti Oh Dedy kerumah Cik Ling-ling, liat Dd Dave yang baru umur ±3bln. Tgh 11 siang dari Plamongan mau ke Gua Maria Kerep, Ambarawa. Tadinya mau mampir Vihara Budhagaya Watugong, tapi nggak jadi karena perutku sepertinya bermasalah. Aku minta mampir ke pom bensin dulu, diarelah saya. Hadeewwhh paling ga enak klo lagi mau pigi malah diare.
Sekitar jam 12 kurang ¼, kami mampir makan siang dulu di Cimory Bawen. Makanan disini tergolong cukup mahal si, menurutku. Untuk makanan sekitar 30rb - 50rb++, sementara minuman sekitar 20-30rb.

Jam 1an kami bersiap melanjutkan perjalanan ke Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA). Sekitar tengah 2 kami sampai GMKA, pertama kami langsung ke Gua Maria dulu, setelah berdoa kami ke taman di sekitar area GMKA.
Ada replika Yesus membuat mukjizat pertama kali, mengubah air menjadi anggur sewaktu pesta di Kana, tuan rumah kehabisan anggur. Ada replika Yesus dibaptis oleh Yohanes, replika sewaktu anak kecil membawa 5 roti & 2 ikan yang nantinya Tuhan Yesus mengubah 5 roti & 2 ikan menjadik buaanyakk untuk makan 5.000 orang sampai sisa 12 kranjang. Ada juga replika makam Yesus.
Kami mencari-cari patung Bunda Maria tertinggi yang baru diresmikan beberapa bulan yang lalu. Setelah tanya ke ibu ibu yang lagi bersihin taman, ternyata patung Bunda Maria yg katanya tingginya 15 meter ada di area parkir paling pojok.
Kalau dari awal kita masuk kan area parkir di kiri jalan sementara GMKA ada di kanan jalan. Akhirnya kami nyebrang lagi ke arah parkiran. Dari jauh sudah keliatan patung Bunda Maria dengan warna biru yang cantik. Jam 3 lebih kami pulang dari GMKA dan diriku dianter tempat Wak San. Michelle seneng Ik Yaya pulang (panggilan Michelle ke aku) main-main lagi sama Michelle, Michelle ketawa-ketawa kalau gayanya dia diikutin. Michelle baru 3x ketemu aku, pertama lebaran thn lalu waktu Michelle umur 1 thn, trus Des thn lalu dan sekarang. Walaupun baru ketemu 3 kali, Michelle mau main sm aku, nggak takut. Michelle yang kebetulan shio ular, katanya shio ular melihat dengan jeli kemudian merekam diotaknya.
Sekitar jam tengah 7 malam, ko toni jemput aku, rencananya mau tak ajak kerumah engkongku didaerah bulu. Biasa kalau kerumah engkong, aku lewat jalan dekat Udinus. Ternyata tinggal masuk gang gang tempat engkong malah jalan ditutup ada orang manten.
Ya sudah akhirny kluar lewat Jl Soegijapranata ke arah tugu muda balik lagi ke arah Jl Soegijapranata puter balik br bisa masuk ke Magersari. Dari rumah engkong aku dianter pulang rumah Wak

Sabtu, 26 Sept 2015
Pagi ini sekitar jam 9an dari tempat Wak San, ke rumah Mama Yen lagi. Jam 11 dari tempat Mama Yen ke Gereja St Yusuf, Gedangan. Sampe sana jam 11.45 ternyata masih ada pengantin yang foto-foto di altar, padahal pemberkatan temanku jam 12.
Abis selesai misa Ko Roby udah nyamperin kami di Gereja.
Ko Roby ngajak makan siang di Super Penyet daerah Gajah Mada. Oya Ko Roby itu kakaknya Ko Toni.
HWD Alex & Lala
Dari makan siang balik ke runah Wak San sorenya sekitar tgh 6 dijemput ke resepsi pernikahan temanku Alex & Lala di Vina House. Di resepsi ketemu beberapa teman kerjaku yang dulu, ada Cik Lili, Indri, Agnes, Cik Hwa2,  Cik Ike, dan Cik Rina.
Sekitar tgh 9 malem udah sampe rumah Wak San lagi.

Besok keretaku berangkat jam 8, dan malam ini nggak bisa tidur. Ngobrol-ngobrol sama Cik Fifi dari ngomongin soal persiapan pernikahan temannya. Katanya kalau orang mau nikah persiapannya ribet. Terkadang orang tua punya pandangan sendiri. Cik Yani (teman cik Fifi) yang mau married, dia penginnya pake baju warna peach dicampur kuning, sementara orang tua dari pihak cowo penginnya itu kalau pengantin menurut adat chinese ya bajunya merah.

Menurut Cik Fifi sebagai cowo itu harus punya prinsip. Dimulai dari hal sepele misal masalah baju pernikaha  tadi, kalau si cowo bisa ngertiin calon istrinya ya tinggal tugas dia menjelaskan ke orang tuanya dan kasi pandangan-pandangan menurut mereka begini begitu.

Dilain cerita, Cik Fifi cerita besok minggu mau dijemput teman dekatnya mau lamaran. Padahal baru pacaran 2bulan. Ya 2 bulan bukan 2 thn. Katanya tuh tahun depan Shio Macan nggak bagus buat nikah. Kata Cik Fifi, yang mesakke tuh cewe yang selama ini dideketin. Tiap hari komunikasi, diajak makan. Bahkan pernah makan bareng keluarga. Tiba-tiba ditinggalin gitu aja dan jadian sama cewe lain. Pas cik fifi negur temannya itu, si cowo cuman bilang lha aku nggak menemukan kecocokan koq. Lha selama ini deketin, tiap hari BBM, ngajak makan bareng. Apa maksud itu semua? Cuman jawab biasa itu.
Ternyata emang ada beberapa cowo yang suka deketin cewe kemudian ditinggal gitu aja tanpa si cewe tau alasannya.

Oiya masalah prinsip. Sebagai cowo itu kalau udah berkeluarga misal terjadi masalah seharusnya itu bisa melihat dengan jernih pendapat-pendapatan orang-orang disekitarnya. Kata cik fifi ada tuh yang ada masalah malah lebih belain mamanya padahal sebelumnya udah nemuin solusi dari hasil ngobrol-ngobrol sama isterinya. Cik Fifi cerita ada bapak bapak sharing, istrinya itu nggak suka kalau abis mandi, handuk basah ditaro ke kasur. Ya istrinya bilang  ke suaminya itu dan si istri ya dia pindahin handuk ke tempat jemuran. Tetapi si suami tetap nggak berubah, setahun, dua tahun setiap habis mandi istrinya selalu mindahin handuk basah dari kasur ke tempat jemuran. Kalau istrinya nggak punya pengertian yang besar, belum tentu pernikahan mereka sampai 25 tahun.

Si Bapak berpesan sebagai suami istri sebaiknya tuh harus saling pengertian, pas awal-awal pacaran dan berumah tangga  pasti masih manis-manisnya. Dalam masa pacaran kamu udah tau bosok-bosoknya pasanganmu (kejelekan) pasanganmu seberapa siapkah kamu dapat menerimanya? Dalam masa pacaran mungkin ada satu hal penting yang ditutupi dan baru ketahuan pas udah menikah, kamu perlu berpikir dulu jauh kedepan sebelum kamu memutuskan oke aku mau menikah denganmu. Membangun mahligai rumah tangga itu tidaklah mudah, diperlukan sikap pengertian dan belajar memahami pasangan secara terus menerus. Kalau salah satu pasangan lagi marah, pasangannya harus bisa mendinginkan suasana hatinya yang lagi panas. Demikian pula sebaliknya. Kalau yang satu suasana hatinya lagi panas terus pasangannya ikut panas ya terjadilah cekcok. Harus berusaha mengerti apa yang tidak disukai suami ya sebagai istri jangan lakukan itu. Demikian halnya yang tidak disukai istri ya jangan dilakukan suami. Itulah kunci berumah tangga yang langgeng.

Abis cerita itu cik fifi cerita tentang kerjaan. Mental orang berpendidikan sarjana dan dibawahnya pasti beda. Bukan maksud merendahkan, tapi biasanya lulusan sarjana lebih terbuka wawasan dan mentalnya.
Seseorang yang ditempatkan langsung jadi manager tentu lebih dipandang orang punya wibawa daripada seseorang yang merangkak dari karyawan biasa sampe level manager. Saat seorang karyawan biasa secara bertahap sampe ke level manager, ketika dia membuat keputusan biasanya bawahannya bilang "halah sok-sok'an, mbiyene yo koncone dewe" (halah sok berkuasa, dulunya ya teman sendiri - teman satu level). Itu yang dialami Cik Fifi.
Tau kan pembaca yang dimaksud dipandang berwibawa disini bedanya?

Masalah sepele aja orang banyak mengeluh, hanya karena catering. Gini ceritanya ditempat dia bekerja ada catering, nah mereka itu (rata-rata lulusan SMP) ngertinya pokoknya kalau kuah itu namanya sop, yang pake kecap itu namanya semur, sayuran tanpa kuah disebut oseng-oseng. Mereka ngeluh tiap hari makannya itu-itu terus. Padahal sebenarnya beda. Ada kuah bakso rambutan,  kuah kembang tahu, sop, dll tapi dimata mereka itu smua namanya sop.
Sampe sodaraku itu menjelaskan ke karyawannya ini lho namanya kuah bakso rambutan, si karyawan bilang apa coba? "Halah kuah-kuah gitu namanya sop". Begitulah tadi yang saya bilang diatas mental lulusan sarjana berbeda dengan lulusan dibawahnya. Keinginan untuk maju dan belajar itu nggak ada. Bukan maksud merendahkan mereka yang berpendidikan rendah lho teman-teman pembaca. Buktinya ada koq yang bukan lulusan sarjana bisa jadi menteri. Ibu Susi  salah satu contohnya.
Karyawan-karyawan tetap ngeluh masalah catering, akhirnya sodaraku buat keputusan. Ada 3 pilihan, tetap pake catering sekarang kaluan tulis menu sendiri, ganti catering atau kasi uang makan tapi syaratnya pas makan siang nggak boleh kluar toko bareng-bareng. Kebiasaan mereka kalau diajak rembug diem semua.  Akhirny Cik Fifi bagiin kertas mereka suru nulis.
Apa yang mereka tulis coba? Sembarang (terserah) asal enak, sembarang asal daging dll. Saking jengkel (karena emosi) baca tulisan di kertas itu tadi sama Cik Fifi disobek-sobek didepan mereka. Dirembug bukannya dapet solusi malah yg mereka tulis nggak ada di 3 pilihan tadi. Akhirnya Cik Fifi bilang sana urusin sendiri aja.
Cik Fifi itu dulu juga karyawan biasa. Kata Cik Fifi gitu tuh yang kadang bikin nggak betah, nggak diajeni (dihargai) sama bawahan.
Masalah lain masalah baju seragam. Ada seragam baru, si big bos udah masrahin ke cik fifi buat ngatur jadwal pake seragam. Nah pas udah slesai jadwal diinfokan ke karyawan. Mereka ga ada yang berani protes langsung, tapi besoknya ada memo tulisannya nggak setuju, baju batik dipakai hari jumat sabtu saja dan ditanda tangin karyawan2 yg beda shift. Waktu itu cik Fifi buat jadwal pake batik selasa dan jumat. Yang bikin sebel itu kenapa pas kemarin dikumpulin nggak ada yang protes, kenapa ga berani ngomong langsung?
Kata cik fifi, bos itu biasanya tau mana yang berpotensi mana yang biasa saja.
Jadi jangan heran misal karyawan baru tapi gajinya 3x lipat dari gaji karyawan lama yang udah kerja 16 tahun.
Bos itu bisa melihat karyawan yang berpotensi, yang bisa dididik jadi manager, dan bos biasanya berani menggaji dengan nilai lebih, karena bos bisa merasakan benefit (keuntungannya). Kalau si bos lagi pergi dia bisa tenang meninggalkan usahanya.
Karyawan yang banyak mengeluh biasanya ciri-ciri yang mentalnya mau lebih, tapi hasil yang diberikan nol, kerja kalau nunggu perintah aja. Jadi nggak heran bila bos nggak memiliki simpati lagi ke karyawan tersebut.
Nggak terasa udah jam 2 pagi ngobrol-ngobrol sama Cik Fifi. Jam 3 pagi diriku baru bisa tidur.

Minggu, 27 Sept 2015
Lagi-lagi aku hampir salah ke Stasiun Poncol, padahal keretaku berangkat dari Stasiun Tawang. Karena kebiasaan naik kereta ekonomi yang kursinya 2-3 naik dari Poncol.
Kali ini aku balik Jakarta naik KA Menoreh (Rp. 190.000,-) ekonomi juga tapi tempat duduknya hanya 2-2.
Padahal Ko Roby mau nemui aku di Stasiun Poncol, dia mau kasi oleh-oleh. Jadi nggak enak sama Ko Roby salah kasi informasi.
Maaf banget Ko Roby, maaf malah merepotkan dari Stasiun Poncol buru-buru ke Stasiun Tawang. Pukul 07.41 Ko Roby sampe stasiun. Terima kasih banyak oleh-olehnya.
Ini cerita aku tulis semalem dr jam 2 sampe jam 3 pagi. Trus aku lanjutin pas di kereta.
Ntar sampe Jakarta pulang kost, siap siap berangkat kondangan lagi di daerah Kelapa Gading.

HWD Bonest & Elen
Terima kasih semuanya, terima kasih ko Toni udah kurepotkan kesana sini. Perkenalan  keluarga berjalan lancar. Lanjut bulan depan.