Belakang tulisan Baturraden itu pesawat |
artinya Menyenangkan, Membuat Betah/Kerasan, Membuat Kangen |
Purwokerto, ya begitu mendengar kata ini pasti yang terlintas pertama adalah tempe mendoan yang merupakan makanan khas Purwokerto, kalau tempat wisata yang pertama terlintas Lokawisata Baturraden.
Sebelum tempat wisata lain bermunculan, Lokawisata Baturradenlah yang dahulu menjadi primadona. Kali ini, saya mengajak keluarga untuk berlibur di Baturraden. Bisa dibilang ini adalah liburan dadakan. Saya baru booking hotel (by phone) sehari sebelum, kami menginap di Hotel Rosalia yang menurutku lokasinya tidak jauh dari Lokawisata Baturraden.
Sebelum tempat wisata lain bermunculan, Lokawisata Baturradenlah yang dahulu menjadi primadona. Kali ini, saya mengajak keluarga untuk berlibur di Baturraden. Bisa dibilang ini adalah liburan dadakan. Saya baru booking hotel (by phone) sehari sebelum, kami menginap di Hotel Rosalia yang menurutku lokasinya tidak jauh dari Lokawisata Baturraden.
Hampir jam 12 kami baru sampai di hotel, berhubung belum bisa check in jadi kami titip tas dan langsung ke lokawisata Baturraden. Masuk Lokawisata Baturraden perorang Rp. 14.000,- cukup terjangkau menurutku, ini sudah termasuk Asuransi Jasa Raharja Putra (diwajibkan).
Air terjun di belakang kami sudah tidak deras lagi, Dulu jembatan merah itu tidak permanen, jembatannya goyang2 dan pernah roboh pas Lebaran |
Aku ajak Ko Toni jalan ke Pancuran Tujuh, Mama & Papa nggak mau ikut karena perjalanan jauh jalan 2,5 km dari Lokawisata Baturraden. Kami membuat janji sama Mama Papa nanti nunggu ditempat kami berpisah.
sepanjang perjalanan akan lihat pohon ini |
jalan yang kami lalui ke Pancuran Tujuh |
Lokawisata Baturraden tampak dari atas |
Begitu masuk kawasan parkir ternyata kami harus membayar lagi untuk masuk Pancuran Pitu, seingatku dahulu tidak perlu membayar lagi. Perorang dikenakan Rp. 15.000,-. Dari loket pembayaran ternyata masih jalan lumayan juga dan akhirnya kami sampai di Pancuran Tujuh, lelah perjalanan terbayar dengan air belerang dari 7 pancuran. Banyak yang menawarkan jasa pijat belerang oya bisa juga berendam lho cuman nggak kesitu kalau nggak salah ingat berendam air panas belerang Rp. 5000,-. Akhirnya saya coba pijat kaki Rp. 10.000,- Kalau mau paket pijat komplit biasa Rp. 30.000,- Kalau paket pijat lulur belerang full body Rp. 50.000,-
inilah Pancuran Tujuh, ada 7 pancuran kan |
Seumur hidup baru sekali ini cobain pijat belerang |
Lulur full body ya benar-benar serambut segala |
Setelah rehat sejenak sambil menikmati snack yang kami bawa akhirnya kami memutuskan untuk balik, perjalanan 2,5 km lagi. Kami beli juga lulur belerang ditawarkan perpack Rp. 5000,- kalau mau beli Rp. 20.000,- dikasi 5. Ternyata lulurnya banayk packingnya, sepertinya yang kami beli packing sedang deh. Ditengah perjalanan kami bertemu dengan ular yang melintas, jadi buat kalian yang jalan kaki ke Pancuran Tujuh sebaiknya berhati-hati ya, liat jalan yang akan kalian lalui siapa tahu bertemu ular.
Icon Batur (Pembantu) dan Raden (Pangeran) |
Makan malam di Resto Pringsewu |
Jalan lagi ke Hotel sehabis makan, jalanan sepi karena ini Minggu malam |
Rincian Pengluaran
- Tiket masuk Lokawisata Baturraden Rp. 14.000,- x 4 = Rp. 56.000,-
- Sate ayam Rp. 17.000,- x 4 = Rp. 68.000,-
- Tiket masuk Pancuran Tujuh Rp. 15.000,- x 2 = Rp. 30.000,-
- Lulur belerang Rp. 20.000,- (dapat 5)
- Transportasi online (mobil) PP ke Baturraden Rp. 138.000,- + tips Rp. 10.000,-
- Hotel Rosalia 2 kamar standar Rp. 175.000,- x 2 = Rp. 350.000,-
- Makan di Pringsewu Baturraden (5 orang, adikku menyusul ke Baturraden) Rp. 263.450,- (setelah dipotong cashback bayar pakai OVO).
Jadi Total pengeluaran Rp. 935.450,-
Bagiku liburan itu perlu, sekedar melepas penat, memberi hadiah untuk diri sendiri. Jadi aku nggak sayang jika harus mengeluarkan uang untuk berlibur. Uang masih bisa dicari lagi tapi waktu tidak akan kembali. Mumpung masih pada sehat semua, jadi ya ayo berlibur.