Gereja Ayam tampak dari ketinggian
8 Juli 2016
Kalian yang pernah nonton film AADC (Ada Apa Dengan Cinta) 2 pasti tau dong ceritanya pas si Rangga bawa Cinta ketempat ini pagi-pagi buta kalau nggak salah inget si pas itu sekitar jam 03.30 - 04.00 gitu, ngajak Cinta naik ke crown alias mahkotanya si ayam...Dan Cinta pun dibuat terpesona dengan keindahan alam yang dapat dilihat 360°. Saya rasa pasti yang nonton film ini, ada rasa-rasa pengin lho kesitu ajak si Dia.

Hari ini perjalanan dimulai dari Dewa Homestay tempatku menginap di Jl. Sosrowijayan Wetan GT I/154 Yogyakarta (0274-512878) ± pukul 09.30
Tujuan pertama ke rumah Hani, pengin lihat baby Kynan yang udah 3bln. Sampai rumah Hani ± pukul 11.15 perjalanan hampir 2 jam dikarenakan macet. Lagi dan lagi aku cuman kasi dikit, malah dijamu maem siang sama Hani & Ervan. Seperti biasa ngobrol-ngobrol banyak hal. Pas pulang malah dikasi souvernir kelahiran putra kedua mereka. Oya dalam perjalanan ke Magelang, botol minum saya jatuh, jadi lecet-lecet. Sudah niat pengin beli lagi malah dapat dari Hani dapat botol minum, kotak makan plus gelas juga. 

Dari rumah Hani di daerah Valencia, saya dan Koko merencanakan mau ke Gereja Ayam. Seperti biasa sambil jalan saya buka google map. Ancer-ancer nya seperti berikut.
Dari arah Artos Mall (Armada Town Square Mall) jalan menuju ke arah Muntilan/Jogja sampai ketemu Nasmoco di kiri jalan masih maju dikit ada lampu traffic light belok ke kanan jalan Soekarno - Hatta (ada plang petunjuk ke Borobudur) ikuti jalan itu terus sampai ketemu Satlantas kota Mungkid masih lurus, ada pom bensin di kiri jalan masih lurus, kalau sudah ketemu kantor pos di kiri jalan maju dikit ada pertigaan baru belok kanan Jalan Jenderal Soedirman lewatin jembatan gantung Srowol di atas Kali Progo masih lurus nggak jauh setelah melewati jembatan ada cabang 3 seperti huruf W jika lurus ke Jalan Balaputradewa, ke kiri ke arah Candi Pawon, kita ambil jalan ke kanan ke Jalan Syailendra Raya ikutin jalan itu sampai ketemu Hotel Syailendra di kiri jalan masih maju dikit ada pertigaan belok ke kanan (sebenarnya itu agak mirip perempatan tapi klo lurus jalannya kecil jadi saya sebut itu pertigaan).
ketemu plang Bukit Rhema belok sini aja lebih mudah
Pas itu saya menggunakan Google Map, yang kasi petunjuk belok kiri ke Jalan Paren Sikepan (plang Platran Borobudur Resort & Spa) tapi lewat situ bingungin jalannya, akhirnya ada orang yang nawarin nganterin ke parkiran Gereja Ayam minta tarif 20ribu ditawar 15 ribu boleh.. ternyata lewat jalan situ memang mutar-mutar. Oya sebelum saya ketemu calo ini, saya tanya orang yang lagi bersih-bersih tanaman di Plataran Borobudur Resort katanya lurus saja belok Kiir ada bukit Rhema belok situ tapi karena kurang jelas kami tanya lagi malah ketemu si calo. Pas saya pulang dari Gereja Ayam saya coba jalan lain ternyata jalannya lurus saja bisa. Jadi jalan yang lebih mudah ditemukan itu dari pertigaan setelah ketemu Hotel Syailendra belok kanan sampai kita menemukan plang Bukit Rhema di kiri jalan, kita belok situ saja tinggal lurus terus itu sudah sampai. Ternyata benar kata orang yang saya tanyain pertama. Ya sudahlah buat pengalaman nggak semua orang yang ditanya itu memberikan informasi tapi bisa jadi mereka calo.

Foto jalan saat mau turun dari Gereja Ayam
Dari parkiran Gereja Ayam, padahal nama sebenarnya bukit Rhema tapi di tiket masuk namanya Gedung Merpati kita masih jalan 300 meter.  Pas keluar dari parkir ditawarkan untuk naik Jeep sudah termasuk tiket masuk tapi karena saya pikir jalan saja jadi saya nggak tanya berapa kalau naik Jeep. Tiket masih dikelola warga sekitar, perorang Rp. 10.000,-dan ternyata jalannya menanjak, menurut saya kemiringan tanjakan sekitar 60°-70°. 
Mobil Jeep nya kaya gini

karcis masuknya baru sempet saya foto
pas di St Lempuyangan

Waktu masuk Gedung Merpati saya tanya ke penjaga yg memeriksa tiket kami katanya tempat ini dibangun tahun 1992, kalau mau naik ke mahkotanya mesti ngantri di atas hanya untuk 25 orang. Tempat ini katanya dipakai untuk berdoa semua agama tapi karena sedang direnovasi sementara tidak digunakan katanya si begitu.. tapi saya belum cek tentang riwayat tempat ini.

Kita masuk ke lorong-lorong baru naik atas ada ruangan besar seperti Aula. Disitu daftar untuk naik ke atas nunggu dipanggil baru boleh naik atas. Setelah nama kami dipanggil kami naik tangga dua kali (pertama tangga cor-coran gitu jadi nggak serem, yang kedua tangganya dari kayu seperti tangga sementara yang digunakan tukang saat membangun rumah) disitu penuh orang tenyata antri lagi buat naik atas. Dan ternyata setelah kami naik tangga masih ngantri lagi, kali ini tangga terakhir tangganya meliuk-liuk seperti tangga jemuran. Di atas kami hanya diberi waktu 3 menit dan diminta turun karena banyak yang mengantri. Oya pas ngantri saya tanya-tanya ke yang jaga katanya dari jam 4 bukanya sampai tengah 6 tapi kalau masih ada orang yang antri ya lanjut sampai malam.
sejenis Aula

Daftar buat naik ke Mahokota

Setelah 2 kali naik tangga, ngantri lagi
tangga meliuk-liuk tangga terakhir, ngantri lagi
Akhirnya sampai di puncak mahkotanya, yeaaahh \(^_^)/
dari sini bisa melihat Candi Borobudur dari kejauhan
pas turun dari puncak mahkota,
nemuin lukisan ini jadi foto dulu, rombongaku sudah turun
Pulang dari situ ya jalanan masih macet. Lewat jembatan gantung Srowol saja ngantri gantian gitu. Kami coba jalan lagi malah jadi muter-muter yang saya ingat malah kami nggak sengaja menemukan Candi Mendut. Di tengah jalan setelah melewati Candi macet ternyata ada mobil yang mogok didorong gitu. 

Mampir maem dulu
Jam sudah menunjukkan jam 5 sore, kami memutuskan untuk makan dulu kebetulan di kiri jalan ada mie ayam dan bakso Wonogiri. Saya pesan mie bakso tanpa ayam, dia pesan bakso. Minum es jeruk dan es teh tawar. Makan berdua habis Rp. 17.000,- es jeruk disini cuman 2ribu lho es teh manis juga 2ribu. Bakso 6ribu. Mie ayam kalau nggak salah 8rb. Kalau mie bakso nggak tau deh berapa. Sayang pas makan bakso saya gelinding satu pas mau saya potong (ga ada garpu sih), sedih :(

Setelah berhasil melewati jalan desa dan tembus ke Muntilan jalanan masih macet dan akhirnya kami memutuskan ke Jogja lewat jalan alternatif. 

Sampai hotel sekitar jam tengah 8 malam. Capai tapi happy karena akhirnya kesampaian ke Gereja Ayam. Yeaahh, terima kasih Ko Toni udah mau mewujudkan keinginan ku pengin ke tempat itu...

Biaya yang dikeluarkan untuk Gereja Ayam
- calo yang nganter Rp. 15.000,-
- tiket masuk 2 orang Rp. 20.000,-
- parkir motor Rp. 3.000,-
- sumbangan Jembatan Gantung Srowol Rp. 2000,-
- makan berdua Rp. 17.000,-
total biaya berdua Rp. 57.000,-

Buat yang mau baca cerita lengkap liburan lebaran 2016 saya bisa dibaca disini.


6 Juli 2016, Lebaran hari pertama saya berangkat dari Stasiun Purwokerto menuju Stasiun Lempuyangan Yogyakarta sampai di Yogya sekitar jam 9 pagi.

Tampak Depan Dewa Homestay, ada WIFI
Sampai Yogya saya ke rumah calon tunangan saya, setelah ngobrol-ngobrol sejenak saya mandi lagi baru kemudian makan siang bersama. Kemudian saya diantar ke Dewa Homestay di daerah kampung internasional dekat Malioboro. Dari Jalan Malioboro belok ke kanan ke Jalan Sosrowijayan nah sampai ketemu ATM BCA di kiri jalan (ATM nya di swalayan kecil gitu) nah ini diseberangnya..masuk gang yang ada tulisannya hotel Monica lurus lagi belok kanan lalu belok kiri dan belok kanan lagi sudah sampai. Tarif disini untuk lebaran cukup terjangkau Rp. 200.000,-/malam kalau hari biasa Rp. 120.000,- murah kan. Sekamar bisa untuk berdua, sudah termasuk breakfast. Breakfast sederhana, Toast Omelet, Toast Strawberry Jam atau kita bisa pilih Banana Pancake. Ko Toni yang mau jalan j berapa ntar? Karena saya pikir saya ingin tidur dulu jadi saya jawab jam 7 malam saja.













Malam ini setelah makan malam kami menuju ke Taman Pelangi, tapi ada yang bilang Taman Lampion yang letaknya di sekitar area Monjali (Monumen Yogya Kembali) tarif parkir motor Rp. 5.000,- kalau mobil kalau tidak salah lihat Rp. 10.000,- tiket masuk ke Taman Pelangi ini Rp. 20.000,- /orang. Di Taman Pelangi ini banyak hiasan-hiasan karakter yang dalamnya ada lampunya jadi mirip lampion karena warnanya macam-macam jadi mirip pelangi. Ada naga, ada ikan-ikan, ada bunga-bunga, ada lampion-lampion dan orang-orangan sampai replika rumah Eskimo pun ada. Oya ada rumah hantu juga tapi nggak tahu bayar berapa. Ada permainan trampolin untuk anak-anak dengan tarif Rp. 10.000,- kora-kora bayarnya Rp. 15.000,- ada juga Euro Bangee Rp. 20.000,- entahlah ini permainan apa saya tak tahu. Ada bom-bom car juga tapi nggak tahu berapa, disini juga ada sewa sepeda, becak mini, sampai.mobil hias dan mobil bertingkat juga ada untuk disewakan tapi nggak tahu tarifnya. Jam sudah menunjukkan jam 9 lewat akhirnya kami pulang cari counter HP buat beli paket data karena paket data saya sudah mau habis. Beli paket data Tri 3GB Rp. 62.000,- mas mas yang juaal bilang kalau disini sinyal Tri susah. Ya kalau di daerah Malioboro masih ada sinyal. Dan benar saja sampai hotel sinyalnya naik turun. Saya coba hidupkan wifi ada wifi tapi nggak tahu password-nya karena sudah capek saya pilih tidur saja.
Gerja Fransiscus Xaverius, Kidul Loji
Tampak Depan Grj Fransiscus Xaverius, Kidul Loji
Alta Grj FX, Kidul Loji
di depan Altar Grj FX Kidul Loji
7 Juli 2016, lebaran hari kedua, saya diajak ke Solo naik Pramex (tarif Rp. 8.000,-/orang) tadinya mau berangkat jam 9 lewat tapi tiket sudah habis adanya jam 11 ya sudah akhirnya beli tiket yang jam 11, sambil nunggu waktu kami ke Benteng Vredeburg ternyata masih tutup baru buka besok, karena sudah terlanjur parkir akhirnya kami jalan kaki ke titik nol km nya Yogya, kami jalan sampai ke Gereja Fransiskus Xaverius, saya berdoa disana. Sekitar jam 10 kami.memutuskan untuk balik ke parkiran dan ke kembali ke Stasiun Lempuyangan. Sampai stasiun kami langsung masuk nunggu di ruang tunggu. Kereta datang kamipun naik dan sampai di Solo sekitar setengah  1 agak molor dari jadwal si. Sampai Stasiun Balapan kami antri beli tiket untuk pulang antrian sudah panjang tapi loket belum bisa melayani untuk keberangkatan jam 4, untuk tiket go show baru bisa dibeli 3 jam sebelum kereta berangkat. Setelah kami dapat tiket, kami naik becak ke tempat saudaranya koko, habis itu kami makan di daerah Pasar Gede oya ada yang unik, ada foto-foto pedagang yang jual di Pasar Gede. Akhirnya kami balik ke Yogya dan saya diantar kembali ke penginapan. Saya pikir kasihan koko kalau mesti balik lagi jemput saya untuk makan malam jadinya saya bilang makan malam saya cari sendiri saja, besok pagi saja baru ketemu. Dan akhirnya saya makan di Mak-mak makanan Thailand gitu di Mal Malioboro.
tiketkereta Prameks

Kereta Prameks (Prambranan Ekspres)

Pasar Gede, Solo

Ada Klenteng depan pasar
Foto Pedagang yang jual di Pasar 

Pintu Masuk Grj HSP Maria Tak Bercela
8 Juli 2016, Pagi ini saya berhasil bangun pagi misi ikut misa harian di Gereja HSP (Hati Santa Perawan) Maria Tak Bercela misa pukul 05.30. Pulang dari Gereja saya tertarik dengan mbok-mbok yang jual makanan yang diserbu pembeli, saya pilih beli Bubur + Gudeg + Telor + Krecek + Tahu semuanya Rp. 15.000,-  Pas itu saya beli ngomong pake bahasa jawa, yang jual tanya dalam bahasa jawa juga intinya dia tanya lho kerja dimana to mba? koq isa ngomong jawa? Ya saya jawab saja sedang liburan disini nginep deket sini Bu. Dan saya pun berpamitan pulang, makan di Hotel. Sekitar jam setengah 10 saya dijemput dan kami berangkat ke Magelang, ke rumah Hani, teman saya. Cerita perjalanan ke Magelang dan Gereja Ayam bisa dibaca disini.


Tampak Depan Gereja HSP Maria Tak Bercela,
di Jalan Kemetiran
Sehabis Misa, tenang dan hening
Bubur Gudeg
Depan Benteng
Ada Replika Tugu Yogya juga
9 Juli 2016, Pagi ini kami foto berdua untuk keperluan pendaftaran KPP (Kursus Persiapan Pernikahan), untung saja ada yang buka di daerah jalan yang mau ke Monjali. Sehabis foto kami menuju ke Benteng Vredeburg. Waktu masuk banyak mobil-mobil TNI, Brimob dan lainnya ternyata Pak Jokowi lagi datang ke Yogya. Masuk ke benteng ini cukup murah, dewasa Rp. 2.0000,- anak-anak Rp. 1.000,- dan untuk turis Rp. 10.000,- waktu saya lagi lihat-lihat diorama tiba-tiba ada anggota TNI yang dekatin saya, saya langsung bilang saja boleh difoto? Beliau bilang wah saya nggak tahu, disini saya lagi tugas pengawalan Presiden, lalu kami ngobrol-ngobrol kata Beliau total pengawal kurang lebih 100 orang, kalau mau ketemu Pak Presiden ke seberang daftar dulu, nanti ada open house sampai sekitar jam 1 siang. Pak Jokowi dijadwalkan meninggalkan kota Yogya jam 3 sore. Pas Ko Toni datang, Beliau tanya ini suaminya? atau kakaknya? ya sudah saya jawab calon saya Pak. Beliau bilang ya semoga lancar persiapannya. Dan kami pun berpamitan. Setelah lihat diorama yang lain kami pulang, saat di parkiran kami sempat ngobrol-ngobrol dengan yang jaga parkiran motor, katanya kalau ada rombongan orang penting penghasilan dia dari parkir mobil nggak ada karena area parkir mobil ditutup untuk pengawalan. Kata dia mau presidennya siapa saja sama saja, ya masih mending sekarang korupsi bisa dipenjarakan. Kata dia harusnya itu korupsi dimiskinkan hartanya disita semua dan semua keturunannya sampai 7 turunan tidak bisa kerja di pemerintahan, kalau dibuat seperti itu mungkin akan pikir-pikir lagi untuk berbuat korupsi. Sekarang korupsi masuk penjara ada fasilitas khusus, keluar penjara masih saja kaya. Sementara yang curi ayam karena tuntutan hidup misal dia di PHK anak nya butuh makan dia tanpa pikir panjang curi ayam malah dipenjara lama. Kata pak penjaga parkir mau membenahi negara ini sulit, udah rusak dari sananya. Akhirnya kami pamitan dengan penjaga parkir. Balik ke hotel check out lalu kerumah Koko ngobrol-ngobrol lagi dengan calon mama mertua dan kakak ipar, terus siap-siap mandi mau misa di Gereja Antonius Padua Kota Baru. Pulang dari Gereja makan malam trus siap-siap ke stasiun. Saya pulang naik kereta Jaka Tingkir saya dapat tiket dengan harga Rp. 275.000,- . Di kereta saya ngobrol-ngobrol dengan ibu-ibu dia bawa anaknya satu, namanya Arjuna Akbar baru umur 1 tahun 4 bulan, katanya dia naik dari Klaten beli tiket sama calo bayarnya Rp. 380.000,- dia cerita pas berangkat dari Jakarta ke Klaten ikut mobil saudara 30 jam diperjalanan. Ibu-ibu tadi pulang ke Jakarta sendiri, suami dan anaknya tinggal di Klaten. Saya sempat ajari ibu tersebut cara pesan tiket online sendiri. Kereta sampai Jatinegara telat, menurut jadwal jam 4 kurang tapi baru sampai Jatinegara sekitar setengah 5 pagi.
Tiket masuk Benteng
Belakang tiket masuk ada petunjuk kesini
Peresmian Benteng Vredeburg
Informasi jam buka Museum Benteng Vredeburg


Ibu Fatmawati yang menjahit Bendera Merah Putih

Mesin Cetak Koran Jaman Dulu

Drs. Moh Hatta sedang memimpin Konferensi Inter-Indonesia Pertama
di Hotel Tugu, Yogyakarta, 19-22 Juli 1949.
Pesawat Dakota VT-CLA jatuh tertembak
Pesawat Kitty Hawk P-40 Belanda, 29 Juli 1947
Hari jadi berdirinya UGM, 19 Des 1949
Prof. Dr. Sardjito menyampaikan pesan peresmian UGM di Sitihinggil Kraton
Meja Belajar waktu aku SD juga masih kaya gini
Kegiatan di Pabrik Senjata Dekamijo, Yogyakarta tahun 1946
Tiap masuk Diorama ada patung ini
Foto di lantai atas ternyata nggak ada apa-apa
Kiri Bridjen Katamso, Kanan Kol Sugiono